Rabu, 29 Mei 2013

Hanya Hatiku

" aku memang terbiasa diam, bukan karena aku bisu. Aku memang selalu diam, karena kalaupun aku bicara mungkin kau hanya termangut berpangku tangan "

Memang beginilah seharusnya aku, duduk sendirian tak berteman apapun. Harusnya aku tahu jika kau pergi bukan karena tak menyayangiku, tapi mungkin karena kau menemukan seseorang yang lebih pantas dari aku. Huft... belatimu telah menghujam jantungku berkali-kali. Aku mati.

Lama berselang kau memang takkan pernah ingat siapa yang pernah ada saat kau terjatuh. Kau tak pernah ingat siapa yang mau mendengarkanmu saat orang lain tak lagi percaya padamu. Ya, kamu memang sudah amnesia.

Ku lewati koridor demi koridor yang pernah menjadi saksi bisu kita itu nyata. Saat ku pejamkan mataku, bisa ku lihat betapa bahagianya kita dulu disini. Ah, masa lalu...

Aku bangkit dari kematian yang kau rencanakan. Ku cari kau dimana pun mataku tertuju. Setiap melintas terbayang lagi mengapa aku harus mencari dirimu ? Seseorang yang sudah membunuh hatiku. Mematikan aku dalam kesepian..

Aku harus diam dan (pura-pura) berlalu begitu saja saat didepan mataku ada kamu dan wanita jalang itu. Maaf aku menyebutnya seperti itu, karena ku pikir itu memang pantas. Aku memang diam atas apapun yang kau lakukan. Karena.... siapalah aku? Ah, aku cuman bagian sepotong mozaik yang pernah melengkapi hidupmu tapi kau buang.

Andai bisa kita bertukar hati dan perasaaan. Mungkin kau akan tahu rasa sakit itu. Andai bisa ku ulang waktu. Aku tak mau jatuh cinta padamu. Aku tak mau hanya bisa jatuh tanpa bangkit. Aku lelah mencari pijakan namun tak pernah tepat. Aku hanya mencari kebahagiaan, tapi kau yang ku harap memberikan bahagia itu... kau hanya mampu untuk memberikan luka luka dan luka. Sampai kapan aku begini ? Terperangkap belenggu cinta manusia sepertimu...

Saat kau sendirian dan tak berteman. Saat kau ingin mengembalikan apa yang pernah kau punya tapi tak kau hargai, percayalah aku akan membawa belatiku dan menikam jantungmu. Agar kau mati dalam keheningan. Agar kau mati dalam diam bibirmu. Agar kau tahu, aku tak pernah ikhlas melihatmu dimiliki orang lain. Matilah, dan kembalilah ke Tuan-mu. Agar tak ada yang bisa memilikimu di.dunia ini. Maka pergilah...biarkan hanya kesunyian yang mendengarkan jerit ampun dari bibirmu yang mematikan wanita-wanita itu. Enyahlah...dan akan ku biarkan kau hidup dalam hatiku. Hanya hatiku.