Aku
tidak tahu darimana aku harus memulainya.
Pertama
mengenalmu, ku pikir kita bisa dekat dan saling mengenal lebih jauh. Dan itu
terjadi.
Satu
bulan dua bulan tiga bulan... semua berlalu dengan intensitas komunikasi yang
begitu jarang.
Aku
mengerti betapa waktumu banyak disita, aku sangat mengerti hal itu.
Dan
karena itulah aku pernah menunggumu. Berharap kau sadar betapa aku menantimu.
Selang
waktu berjalan tiba-tiba kau menghilang. Pernah suatu kali hampir setiap hari
ku kirim pesan singkatku untukmu, tapi apa ? kamu tidak pernah membalas semua
pesan singkat itu.
Aku
masih bisa berpikir positif ; kamu sibuk.
Desember
2015. Aku mulai pasrah terhadapmu. Aku masih menunggumu, tapi aku tidak begitu
yakin akan hubungan ini.
Beberapa
minggu sebelum tahun baru, pernah kau membuatku merasa yakin kembali bahwa kita
punya arah untuk menuju satu tujuan. Sayangnya, itu hanya berlangsung singkat
dan sementara.
Pada
akhirnya ku putuskan untuk mencoba melupakan mimpiku tentang menunggumu,
tentang hubungan ini. Aku mulai menghapus apapun yang berkaitan dengan sosokmu.
Januari
2016. Sudah begitu niat aku untuk belajar tanpamu. Aku mulai lupa denganmu.
Namun sekali lagi kamu datang seakan ingin membawaku merangkai mimpi-mimpi itu
lagi.
Kamu
mengirimkan pesan singkat, kamu menelpon setiap malam. Hanya saja aku tak
selalu bisa menjawab teleponmu, karena alasan yang aku yakin kamu sudah
mengerti.
Disaat
yang bersamaan aku sedang dekat dengan seseorang yang tidak pernah sama sekali
terbayangkan jika aku bersamanya.
Februari
2016. Kamu semakin nyata dan dekat seperti dulu. Seakan siap membangun hubungan
denganku. Kita pernah sedekat ini bukan ?
Jujur,
aku tidak bisa lagi seperti dulu. Sekalipun kau panggil aku “sayang”. Aku pernah terbang tinggi saat kau panggil
aku seperti itu, tapi itu dulu. Saat aku masih sanggup bertahan untuk
menunggumu, dan sampai dimana aku memutuskan untuk berhenti dan melepaskanmu.
Saat itu aku ikhlas melepaskanmu, tapi Tuhan ingin kau kembali mengusik hariku
lagi.
Dimana
kamu saat aku benar-benar memerlukanmu ? dimana kamu saat perempuan yang
menunggumu menangis karena mengingatmu ? aku tahu benar segala rutinitasmu,
seberapa banyak waktumu tersita oleh banyak hal. Aku sangat mengerti!!! Tapi
semuanya sudah cukup.
Saat
itu, masa liburan telah datang ku pikir kau punya sedikit waktu untuk memberiku
kabar. Nyatanya tidak! Tidak sama sekali! Aku menyerah.
Sekarang,
kau datang dan kembali memanggilku “sayang”. Tapi maafkan aku, aku tak pernah
lagi bisa membalasnya. Sadarkah kau, aku adalah perempuan yang kau lewatkan ?
Begitu lama ku tunggu, lalu kau melewatkanku. Begitu lama aku bertahan tapi kau
tidak menyadarinya. Maafkan aku, karena aku tak bisa mengungkapkan ini secara
langsung. Aku tidak sanggup. Karena aku tidak sanggup mematahkan sayap
seseorang yang telah mematahkan sayapku dimasa lampau. Ku harap setelah kamu
membaca ini, semuanya akan tetap baik-baik saja. Tapi ini semua pilihanmu, jika
kau ingin melupakanku, jika kau ingin tetap baik denganku. Apapun pilihanmu,
aku tak berhak untuk memaksamu. Aku pernah jatuh cinta padamu,sayangnya kau tak
pernah membantuku bangkit saat aku jatuh cinta padamu, kau hanya berlalu. Dan
saat ada orang lain yang membuatku bangkit lalu berjalan lagi, kau kembali
membawa mimpiku yang pernah tercipta sedemikian indah karenamu.
Dari
perempuan yang kau lewatkan.
Jika
jarak sanggup membatasi kita. Tidak dengan doa. Banyak doa yg ku kirimkan
untukmu.
Selama
dan sejauh ini.