Ada
beberapa hal yang ku alami tentang cinta. Cinta memang selalu benar, namun cara
seseorang mencintailah yang terkadang salah.
“
selamat tidur sayang “
Lembut
suaranya membuatku terlelap dengan tenang. Di kecupnya keningku, dibelainya
rambutku hingga ia yakin aku telah berada di alam mimpi. Sepanjang malam ku
rasakan hangatnya cinta bersamanya. Rasa nyaman dan aman yang ia ciptakan
sanggup membuatku yakin dan berkata “iya” atas apapun yang ia inginkan. Saat ia
terlelap juga tanpa sengaja aku terbangun. Ku pandangi wajahnya, ku raba setiap
lekuk dari wajahnya, matanya, hidungnya, bibirnya. Dalam hatiku berdoa “ Tuhan,
jagalah ia kala aku tak sanggup menjaganya. Jadikan ia yang terakhir dalam
penantian ini. Tuhan, aku mencintainya “, ku kecup lembut bibirnya. Malam ini
adalah malam yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya. Dia sanggup meyakinkan ku
dan untuk berkata “iya”. Memang terlalu bodoh untukku jika selalu ku penuhi
setiap permintaannya. Tapi sekali lagi ia meyakinkanku “ Sayang, aku ini calon
suamimu. Ngga mungkin aku ninggalin kamu “. Sekali lagi pula aku bodoh karena
yakin kepadanya, karena memenuhi keinginannya. Sekali lagi aku berucap dalam
hati “ Tuhan, maafkan aku untuk yang kesekian kalinya “. Ku lalui malam itu
dengannya, sepanjang malam bercanda dan berbahagia. Merasakan cinta dan kasih
sayang sepenuhnya. Aku sadar aku bodoh dan ini salah. Entah mengapa hanya ia
yang sanggup membuatku begini. Tuhan menghukumku seumur hidupku ; penyesalan
dan rasa hina.
Tuhan
memang akan selalu baik dan tidak akan salah. Disaat ku lakukan kesalahan besar
yang tidak termaafkan ia berikan aku seorang malaikat yang mungkin saja tepat
untukku. Pantaskah aku mendapatkan ini setelah seberapa banyak hal dan
kesalahan yang ku lakukan ? Tuhan menghukumku sekali lagi dan sekali lagi.
Love
at the first sight.
“
izin masuk pak! “
Lelaki
itu melangkah pasti lewat didepanku dan barisan kursi yang ada. Mataku tetap
tertuju padanya sesampainya ia memilih untuk duduk barisan depan ; barisan yang
tersisa. Aku merasa mengenalnya, wajahnya tak asing tapi aku tak tahu siapa ia
sepenuhnya. Sesampainya pada sesi absensi, akhirnya ku mengetahui siapa namanya
; Keenan. Nama yang unik tapi sepadan dengan gaya dan sikapnya yang terkesan
dingin namun tetap murah senyum. Pelajaran berakhir, ia bergegas keluar tanpa
memperdulikan sekelilingnya, tanpa ia sadar pandanganku selalu tertuju padanya.
Penasaran sekaligus menarik itulah dirinya ; Keenan.
Sejak
saat itu ia menjadi salah satu magnet bagiku. Dia tak pernah tahu siapa aku,
sampai pada saatnya ia harus mengenalku. Adalah hal lucu saat kami saling
mengenal. Keenan, Keyla, tentu saja absensi kami nama nya berurutan. Jauh
sebelum ini kami sudah saling mengenal di dunia maya. Sudah sering bercanda dan
berbagi hal satu sama lain, namun ia masih saja tidak mengenaliku. Hari itu ia
dating terlambat seperti halnya pertama kali ia masuk di kelas. Aku tersenyum
saat ia melangkah melewati barisan kursiku. Langkahnya tegap, dengan tas
punggung yang hanya dikaitkan di satu lengannya saja. Sepatu cats vans hitam
dengan tali putih, kaos hitam polos dengan jeans biru abu-abu. Pemandangan yang
sangat indah yang membuat mataku selalu tertuju padanya.
“
Keenan Adipati “ dosen mengabsen namanya. Aku mulai gugup karena ini pertanda
ia akan mengenaliku.
“
Hadir bu! “ sahutnya tegas.
“
Keyla Drupadi “ absensi ini akan mengakhiri ketidaksaling mengenalnya aku dan
Keenan.
“
Hadir bu! “ jawabku.
Keenan
langsung berbalik dan mencari aku. Finally, he’s found me. Aku tersenyum dan
melambai tangan kepadanya, ia membalas senyumku dengan tawa yang sangat
memikat.
Oh
Keenan! Tuhan mengirimkan kamu disaat yang tepat. Disaat aku ditinggal pergi
oleh laki-laki bajingan itu. Laki – laki penipu yang sanggup memperdayai aku.
Bullshit untuk setiap kata cinta yang ia sebutkan malam itu. Janjinya hanya
akan menjadi janji seorang penipu yang tidak pernah ia tepati. Tuhan
menghukumku dengan menyesali ini, dengan menghadiahkan kamu.
“Keyla
? “
“
Iya ? “
Selanjutnya
ia mengajakku untuk sekedar ngobrol di sebuah coffee break di dekat kampus. Ia
tertawa saat ku ceritakan bagaimana bisa aku tertarik padanya. Bagaimana
perasaanku saat ia tidak mengenaliku. Tertawa bersama, saling menceritakan dan
berbagi satu sama lain. Tak terasa senja memaksa kami untuk berpisah. Kami
mengakhirinya dengan selfie berdua. Foto itu menjadi hal penting karena menjadi bukti kami pernah bersama duduk berdua saling tersenyum.
====== to be continued =====