Menghitung hari yang ku lalui denganmu rasanya membuat
hatiku semakin terasa sesak. Sadar,jikalau tak lama lagi kau akan sulit ku
pandang. Kita dipisahkan oleh ratusan kilometer yang siap membentang. Hari yang
ku lalui denganmu hanyalah sebuah kalimat semu. Di kenyataan aku dan kamu tak
pernah melalui hari bersama-sama. Kita memang satu sekolah. Berada disatu
lingkungan yang sama,dengan intensitas bertemu yang tak pernah terduga.
Tapi,aku bukan (lagi) kekasih (tersembunyi)-mu. Kini orang-orang mengetahui aku
hanyalah sebagai gadis yang berharap padamu. Yang bodoh mencintaimu. Tapi aku
akan jauh lebih bodoh lagi jika tak menungkapkan ini padamu. Jika kau tak
pernah tahu rasaku.
Pernah ku menerka-nerka kehidupan tanpamu kelak. Akankah
sama? Bisakah aku berdiri tanpa hadirmu di depanku?
Namun,saat dirimu pergi itulah aku akan menemukan jawaban
dari tanyaku. Benarkah rasa tulus ini adalah cinta? Saat kau jauh? Saat kau
memiliki dia? Saat aku dan kamu terpisah oleh ruang dan waktu?
“ mungkin disaat kau pergi nanti tanyaku akan terjawab.
Akankah rasa ini tetap bersemayam? Atau ikut pergi menghilang bersama dirimu
yang tak lagi di depanku? “
Setiap bertemu denganmu. Rasanya hati ini hanya ingin
acuh. Tapi saat aku tak melihatmu. Hatiku gelisah. Mencari-cari sosok yang
biasa membuat ia tersenyum dalam diam.
Sudah berapa lama dan seberapa seringkah kita begini?
Saling membutuhkan tapi saling mengacuhkan. (pura-pura)
Melakukan pengabaian. Mencoba saling melengkapi dalam perbedaan yang mereka
ajukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar