“ yang tak pernah bisa berhenti mencintaimu...”
Ia
telah pergi meninggalkanku. Belum lagi ku sempat berlutut dihadapannya agar ia
mau memberikan kesempatan. “Aku udah ngga
bisa lagi sama kamu! Udah cukup! “ hanya kalimat itu yang terlontar dari mulut
manisnya yang biasanya tutur katanya halus. Entah apa yang mampu membuatnya
berhenti sampai disini untuk berjuang bersamaku. Mungkinkah aku bukan orang
yang pantas untuk mendapatkan maafnya ? Mungkinkah cintanya yang dulu ada kini
perlahan pudar ? Banyak tanya yang tak bisa ku cari sendiri jawabnya. Aku perlu
dia, aku ingin terus bersamanya. “Aku mau
kamu kasih kesempatan buat aku. Aku bakal buktiin aku mampu! “
Hari
demi hari hari berlalu setelah pertengkaran yang diakhiri dengan kepergiannya.
Mungkin aku hanyalah lelaki yang tak bisa membahagiakannya. Mungkin aku
hanyalah lelaki lemah yang hanya mampu memberikannya janji. Otak ini selalu
berontak untuk mencerna dimana titik kesalahan fatal yang membuatnya pergi
dariku. Karena aku tak pernah sedikitpun mencoba untuk berpaling dari wanita
yang selama ini mendampingiku. Bertahun-tahun ia bersamaku, nyatanya tak pernah
menjamin jika ia akan terus denganku. Seperti saat ini, hanyalah bayangnya yang
setia menemaniku.
Aku
mencoba beranjak dari diam. Aku mencoba berlari lagi ke arahnya. Aku mencoba
lagi untuk memenangkan hatinya.
“ Kita perlu bicara,
berdua “
“ Maaf, aku sibuk. “
“ Sibuk ? Jelasin ke aku! “
“ Kita udah putus! Ngga usah peduli lagi sama aku!”
Lagi
dan lagi, dia seakan mencoba untuk tak melihatku yang ada didepan matanya. Ia
mencoba untuk acuh pada aku yang dulu paling ia sayangi. Sebenci itukah dirinya
? Se-salah apakah aku hingga ia begini ?
“ Aku salah apa ke kamu ? “
“ Kamu emang ngga ada salah, Cuman aku bosan nunggu kamu
yang janji-janji terus! “
“ Aku lagi usaha buat kita! KITA!!! “
“ Kita? Kamu cuman usaha untuk diri kamu sendiri. Egois!”
“ Egois? Selama ini aku keluar masuk label buat ngasih
sample lagu aku. Biar aku bisa kerja! “
“ Aku udah bilang kan, aku ngga mau kamu kerja yang ngga
pasti! Yang ngga ngejamin! “
“ Aku bakal janji ini akan terus menjamin kita “
“ Udah! Cukup! Aku pergi! “
Setiap
malam aku teringat pertengkaran hebat itu. Bertemankan sepi, bertemankan
gelapnya cahaya malam, aku masih terus mencoba mencari jalan untuk bisa terus
bersamanya. Selembar kertas usang yang menjadi curahan hatiku. Berbagai kata
telah ku rangkai dan ku padukan dengan alunan gitar yang menjadikannya sebuah
musik. Sebuah lagu tentang perjalananku yang tak ada akhir, untuk wanita yang
kucintai. Semua lirik dan nada yang tercipta menggambarkan aku tentang dirinya.
Mungkin ia takkan kembali lagi. Tapi ku pastikan, ia akan mendengar sebuah
laguku tentang dia.
“ Setidaknya diriku pernah berjuang, meski TAK PERNAH TERNILAI dimatamu. Setidaknya ku pernah menanti, terkapar melawan sepi hatiku, yang tak pernah bisa berhenti mencintaimu “
Mungkin
hanya ini yang akan membuatnya mengerti betapa dalam rasa sayangku. Betapa
menyesalnya aku jika berbuat salah padanya. Karena ia, satu-satunya wanita yang
ada dihatiku. Ku beranikan diri untuk mengirimkan laguku via VN (BBM)
kepadanya. Ku sertakan dengan sebuah paragraf singkat :
“ Lagu ini tentang kita,tepatnya kamu. Setelah pertengkaran hebat. Maafkan aku,jika inilah akhir ceritanya. Aku hanya ingin kau mendengarkannya, agar kau mengerti betapa sulitnya semua ini untukku. “
Beberapa menit kemudian ku dapatkan balasan darinya. Cukup
menghancurkan hatiku, namun mungkin semuanya memang harus begini.
“ Terima kasih atas semuanya terlebih lagumu. Maafkan aku yang terlalu kasar. Tapi relakanlah, saat ini aku sudah tak mendampingimu. Karena bertahun-tahun aku denganmu, aku mencoba sabar akan kepastian kita. Sekarang, aku sudah memiliki dia. Percayalah, aku mengambil keputusan ini bukan karena emosi, sudah sekian lama aku berpikir dan inilah akhirnya. Carilah seseorang yang bisa kau ajak ke dalam duniamu, aku akan sangat bahagia jika kau bahagia.”
Sirnalah
semuanya sudah. Biarkan ku coba lewati ini sendirian. Mungkin kelak akan ada
dia yang baru dalam hidupku. Dia benar, aku perlu seseorang untuk ku ajak ke
dalam duniaku. Yang memiliki arah sama dengan hidupku. Kini aku bisa tersenyum
meskipun getir. Takkan ada lagi dia...takkan ada.
Pagi
sekali aku sudah termenung disebuah cafe yang buka 24 jam. Saat sedang merangkai
kata dan nada...
“ Hai, maaf tadi aku denger lagu kamu. Lagunya bagus,aku suka. Bisa diterusin ? Aku
pengen denger “
To be continue------