“ Jika kelak aku menemukan kembali yang namanya cinta. Ku harap cinta
itu tak seperti kamu,Cinta “
Namanya Cinta. Wanita yang selama ini aku cintai.
Sudah hampir 4 tahun kami bersama. Dan mulai membangun khayal untuk menikah.
Aku memang belum melamarnya. Karena rasa ragu terhadap dia tak mungkin ku
pungkiri begitu saja. Selama empat tahun bersama,merangkai angan,melewati suka
dan duka,hatiku ternyata belum bisa yakin seutuhnya.
“
Sayang,kamu dimana ? “
“ Aku masih
di kantor. Kenapa ? “
“ Mau aku
jemput ? “
“ Ngga usah.
Aku pulang sendiri aja. Aku agak maleman pulang hari ini. Mau meeting buat
acara besok. Maaf ya. “
“ Bener ngga
mau aku jemput ? “
“ Iya. “
Begitulah dia setiap aku tanya ingin dijemput atau
tidak. Sudah setahun ia bersikap begini padaku. Dan keraguanku padanya pun
semakin menjadi-jadi. Ada yang berubah dari sosok Cinta yang ku kenal dulu.
Sekarang wanita yang bernama Cinta itu mulai berubah sikap dan sifatnya. Kemana
wanitaku yang dulu ?
Bagiku dia adalah sosok wanita yang manja,baik,dan
perhatian. Tapi kini semua yang pernah ku rasakan dulu sudah hilang. Cinta tak
lagi begitu,sekarang ia hanya bisa memberiku angan tanpa pernah mewujudkannya.
Kini Cinta hanya melukis luka dan membuat keraguanku semakin nyata. Sudah
sampai dimana anganku ini ?
Setiap aku melukiskan angan dengan wanitaku,semakin
kuat pula rasa raguku terhadapnya. Terhadap sosoknya yang tak lagi sama seperti
pertama jatuh cinta. Aku merindukan dia setiap kali malam tiba. Aku rindu senyumnya...Cinta.
Pagi ini aku akan kerumahnya dan memberikan
kejutan. Diam-diam aku masuk kerumahnya pagi-pagi buta. Aku membuatkannya kopi
dan nasi goreng. Akupun sudah membawakan satu bucked mawar merah dan putih. Aku
berharap ia akan segera bangun dan menyukai kejutanku.
“ kejutan
!!!!! “
“ ngapain
kamu disini ? “
“ loh,aku
cuman pengen ngasih kamu kejutan. Salah ya ? “
“ udahlah.
Aku ngga perlu kejutan apa-apa dari kamu. “
“ kok sikap
kamu gitu sih ? aku ngga kenal Cinta yang sikapnya kayak kamu “
“ cukup!!!!
Hubungan kita udah lama. Aku muak sama sikap kamu yang so care. Bentar lagi kita juga bakalan nikah. So,jangan buat aku
tambah muak dan saat nikah nanti semua bakal terasa hambar. “
“ Maafin
aku. Aku pulang. “
Perlahan aku melangkah beranjak meninggalkan
rumahnya. Langkah kakiku terasa berat setelah mendengarkan perkataan dari
wanitaku itu. Kata-katanya kasar dan sungguh tak menghargai apa yang aku coba
berikan untuknya. Semua yang ku berikan ternyata sia-sia. Namun, belum jauh aku
melangkah dari rumahnya. Aku mendengar suara laki-laki dari rumahnya.
“ siapa
sayang ? “
“ ah,bukan
siapa-siapa. Anaknya si mbok. “
Deg!!! Suara siapa itu ? itu suara laki-laki. Dan
suara perempuan itu adalah suara wanitaku. Aku berlari dan masuk kembali
kerumah Cinta. Air mataku menetes tanpa sebab. Didepan mataku wanitaku sedang
bercumbu dengan laki-laki lain. Aku tak menghampiri mereka. Bagiku sudah cukup
dengan melihat wanitaku begitu,akupun tahu siapa dia.
Lama berselang,aku
masih saja bertahan disisinya. Ku coba menata retakan hatiku yang pernah
dihancurkan Cinta. Aku hanya bisa membatin. Dan berulang-ulang kali aku
mengucapkan “ Dia Cintaku. Bukan Cintanya. “ Aku berjanji pada diriku sendiri
jika Cinta haruslah menjadi cintaku,bukan milik orang lain. Apapun akan ku
lakukan untuk terus memperjuangkan Cintaku. Ku beranikan diri untuk menemui
wanitaku dikantornya dan saat masuk keruangannya lagi-lagi aku melihat ia
sedang bermesraaan dengan laki-laki yang sama saat dirumahnya. Ternyata
laki-laki itu adalah sahabatnya sendiri yang sering berkunjung ke kantornya. Ia
sudah lama dekat namun aku tak pernah mengetahuinya. Aku baru ingat jika dua
tahun yang lalu aku pernah di ajak Cinta untuk berkenalan dengan lelaki yang
tak tahu diri itu. Tak banyak kata. Emosiku sudah tak terbendung lagi. Aku
langsung memukulinya dengan segenap rasa benci. Cinta hanya bisa berteriak
memanggil security.
“ bawa dia
keluar pak ! “
“ oh jadi
kamu lebih milih dia dari aku ? “
“ keluar
kamu ! “
****
2 Bulan Kemudian
Setelah kejadian itu akupun mencari tahu lebih
detail siapa sosok laki-laki kedua dari wanitaku. Aku hanya ingin tahu lebih
jauh siapa dia,tapi ternyata laki-laki itu telah mengirimkan orang suruhan
untuk menghabisi nyawaku.
Saat itu aku sedang membeli 100 mawar merah dan
putih untuk wanitaku. Aku membawa boneka. Dan sekotak cokelat. Saat
diperjalanan menuju rumahnya,handphone ku berdering.
“ tolong aku
! aku disekap ! Dirumah tua ujung komplek. “
Private number. Tapi aku mengenali suara itu ;
Cintaku. Aku bergegas menuju rumah tua diujung komplek rumahnya. Saat aku
hendak turun dari mobil 10 orang laki-laki berbadan tegap sudah siap
menghadangku. Aku mulai panik. “Bagaimana aku menghadapi 10 orang laki-laki
sedangkan aku sendirian ? dan bagaimana keadaan Cintaku disana ? apakah
baik-baik saja ?” batinku bicara. Akupun turun dari mobil dan menghadapi apa
yang ada didepan mataku. aku berhasil walaupun aku sudah babak belur. Aku berlari
memasuki rumah tua itu. Ku lihat wanitaku disekap. Aku melepaskannya. Ia
memelukku. Aku bersyukur ia baik-baik saja.
Kamipun pulang bersama. Cinta terlihat ketakutan. Akupun mencoba
menenangkannya. Aku memberinya minum dan mengajaknya bicara sedikit demi
sedikit. Perlahan ia sudah bisa menenangkan dirinya. Akupun pergi ke mobil dan
mengambil hadiah-hadiah yang sebelumnya sudah ku siapkan.
“ kenapa
kamu sampai disekap ? siapa yang melakukan itu ? “
“
emm....yang melakukan itu lelaki yang pernah kau temui dikantor dan dirumahku “
“ kau
menyadari kehadiranku saat dirumahmu itu ? “
“ bagaimana
tidak. Aku sudah cukup lama bersamamu. Aku pasti tahu kau melihat aku dengan
laki-laki itu “
“ mengapa ia
tega menyekapmu ? “
Setelah pertanyaanku yang terakhir itu hanya
dibalas dengan keheningan. Aku pun mencoba mencairkan suasana. Aku memberikan
100 mawar merah dan putih.
“ ini
untukmu. “
“ masih
pantaskah aku diperlakukan seperti ini ? setelah berulang-ulang kali aku
melakukan kesalahan yang sama dan melukai hatimu ? “
“ kamu
cintaku. “
“ tapi
bagaimana bisa kamu masih terus memperjuangkan hubungan kita ini ? yang sudah
tak lagi suci. Apa kau bisa menerimaku dengan keadaan seperti ini ? “
“ maksudmu ?
“
“ aku
disekap karena aku tak mau menggugurkan kandunganku. Aku hamil. “
Saat kalimat itu terlontar dari bibirnya. Aku hanya
terpaku seakan tak percaya. Wanita yang selama ini aku perjuangkan,yang sudah
ku pertahankan dari hari ke hari,yang sudah ku maafkan setiap salah dan
khilafnya,kini ai benar-benar tak seperti dulu. Boneka dan sekotak coklat yang
niatnya menjadi kejutan setelah 100 mawar terasa hambar. Dan cincin yang rencananya
akan ku kenakan dijari manis kirinya kini tak ada artinya setelah ia mengatakan
jika ia hamil.
Aku kecewa. Rasanya hatiku benar-benar hancur. Tak lagi bisa ditata.
Sekali, dua kali aku masih bisa memaafkan. Dan ketiga kalinya aku hanya bisa
menghela nafas tak ada kata yang terucap,memaafkannya pun rasanya sulit dan
perlu waktu. Aku berjalan keluar rumahnya. Sama seperti kejadian pertama kali
ia retakkan hatiku. Tapi kali ini hatiku benar-benar hancur lebur. Tak ada lagi
kepingan yang bisa ditata rapi seperti dulu.
Inilah jawaban
dari semua rasa raguku terhadapnya. Dia bukan Cinta yang sesungguhnya. Dia
adalah Cinta yang penuh pengkhianatan. Setelah apa yang terjadi, kini aku tak
percaya lagi dengan yang namanya cinta dan aku sulit menata hatiku sendiri.
Untuk cinta-cinta yang lain ; hargailah apa yang telah ia berikan untukmu. Dan
maafkan aku karena tak bisa mengobati luka ini,ini juga karenamu Cinta.
Apa yang aku perjuangkan ternyata sia-sia
Apa yang aku korbankan ternyata hanya
dibalas pengkhianatan
Pengkhianatan yang tak bisa ku maafkan
begitu saja
Maafkan aku
Tapi aku harus berjalan sendirian tanpamu
Maafkan aku jika tak bisa sempurna sehingga
kau begini
Dan terima kasih jika semua kejutanku kini
sudah dibalas
Dan ternyata kejutanmu luar biasa ,sehingga
hatiku hancur terluka
Kini
aku harus ingat jika cinta selalu di iringi dengan ;
suka,duka,kebohongan,kejujuran,kesetiaan,dan pengkhianatan.
****
Cerpen Fiksi by :
Elka Evafelya Ningrum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar