Kenalkan aku
orang ketiga serba (ingin) tahu dalam kisah ini. Aku...aku...dan aku...
Ku lihat
lelaki itu duduk sendirian. Termenung menatap layar ponselnya. Hela nafas
panjangnya seakan menampakkan rasa kecewa. Dan ku lihat dari kejauhan seorang
wanita berjalan ke arah lelaki itu. Tak berapa lama, wanita itu duduk
disampingnya. Ku lihat mereka berdua hanya saling menatap penuh arti tanpa ada
kata yang terucap. Lama mereka terdiam ku lihat lelaki itu memulai pembicaraan.
Wanita itu tersipu malu dan pipinya merona. Dan aku bisa melihat lelaki itu
menyatakan cintanya dan wanita itu menerima. Mereka berdua pulang.
Masih ditempat
yang sama, ke esokkan harinya ku lihat mereka berdua berjalan di koridor gedung
tua itu. Mereka menapaki anak tangga dan sampai di atas. Mereka melempar
pandang ke arah gedung pencakar langit itu. Mereka berteriak melepaskan segala
beban, dan saling tersenyum.
Hingga saat
hari itu tiba. Ku lihat wanita itu menangis. Ku tanyakan mengapa ia hanya
menjawab “ aku berdosa karena berbohong mencintainya, aku tak bisa lebih lama
dari ini, ia sungguh terlalu baik dan aku takut melukainya lebih jauh “.
Aku masih ingat
awal cerita mereka. Dari ketidaksengajaan, dari rasa yang hadir tiba-tiba tapi
hanya dari sang lelaki. Bagaimana sang lelaki begitu mencintai sang wanita,
rela berkorban apapun demi wanitanya. Lelaki itu lebih dari baik dalam sudut
pandang ku. Ia setia,jujur,baik dan tentunya tulus. Bisa ku lihat itu dari
caranya menjaga dan memperlakukan wanitanya. Wanita yang sebenarnya tak
seutuhnya ia miliki. Wanita yang sebenarnya tak bisa mencintainya karena
hatinya masih terpaut dimasa lalu.
Hujan membasahi
bumi. Air langit itu jatuh beribu-ribu membasahi tubuhku. Aku berteduh di
gedung dimana aku sering melihat sepasang kekasih itu bersama. Aku menelusuri
koridor yang biasanya mereka lewati berdua. Ku pejamkan mataku beberapa saat. Dan
aku bisa mengingat apapun tentang mereka berdua disini. Saat ku buka mataku, ku
lihat sang lelaki sedang duduk termenung seperti pertama kali awal cerita
cintanya dengan sang wanita. Aku tak berani mendekat, aku hanya berdiri dari
jarak yang jauh, menatapnya dan mencoba menjiwai jiwanya. Ku lihat ia
menggenggam buku dan sebuah kotak. Hujanpun reda, ia pergi meninggalkan gedung.
Lalu aku berjalan ke arah ia duduk tadi. Mencoba mencari tahu apa yang
sebenarnya terjadi. Ku dapati buku dan sebuah kotak kecil. Ku baca lembar demi
lembar tulisan yang tertera di buku itu. Dan sampailah aku dihalaman terakhir,
yang bagiku adalah hal yang paling mengharukan.
“ Aku mencintaimu dengan caraku. Aku mempertahankamu dengan segala cara. Rasa kasih sayang yang tulus ini tak pernah pudar sekalipun engkau pergi. Seperti hari ini, ku dapati sebuah kenyataan tentang kamu ; orang yang ku cintai. Jika kau masih hidup dimasa lalumu dan tak pernah bisa lepas darinya. Tapi, bagaimanapun kamu entah apa yang terjadi aku masih mencintaimu. Karena seperti awal kisah kita, aku mencarimu karena aku ingin seseorang yang sungguh-sungguh padaku, tak sekedar main-main. Dan kini,ternyata aku harus kembali melangkah seorang diri tanpa orang yang ku cintai, tanpa orang yang selama ini ku perjuangkan. Aku selalu mencoba bertahan dalam setiap pengabaianmu, dan akhirnya aku kalah. Aku memang kalah, dan itu karena aku mencintaimu tak ingin memaksamu. Suatu saat aku akan mendapatnya orang itu yang ku kira kamu..”
Lembar terakhir
itu adalah isi hati yang lelaki pada hari ini. Ku buka kotak yang ia tinggalkan
disana, dan isinya adalah sebuah cincin yang sangat indah berukirkan tulisan ‘my
love’. Aku menitikkan air mata saat melihat semua yang lelaki ini ingin
berikan. Bersimbah air mata, lirih ku berkata “ Andai aku jadi dia, takkan ku
sia-siakan kamu “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar