Minggu, 24 April 2016

YOU ; cinta yang tidak harus ku miliki



Ada yang datang ada yang pergi. Kadang kau harus percaya akan kalimat itu. Tuhan memang selalu baik, selalu mengirimkan orang yang tepat dan baik disaat kamu melakukan kesalahan besar. Kadang kalimat “ cinta tidak harus memiliki “ terasa memuakkan bagiku. Tapi terkadang pula aku harus percaya akan kalimat itu. Aku tidak tahu perasaan apakah ini, yang ku mengerti aku hanya bahagia saat bersamanya. Banyak hal yang kami bagi bersama. Banyak pula hal baru yang ia ajarkan kepadaku.  Sedikit banyak itu telah mengubahku secara tidak langsung. Andaikan ia bisa ku miliki apakah akan sama begini ? mungkin tidak. Aku akan tetap disisinya, menyayanginya sebagaimana ia menyayangiku sejauh ini. Aku berjanji tidak akan meninggalkannya selayaknya ia berjanji untuk tidak meninggalkanku. Sekali lagi aku harus meyakini kalimat itu “ cinta tidak harus memiliki “ seberapa keras usahaku untuk memilikimu, ku rasa kaupun berhak atas pilihanmu sendiri, seperti halnya aku yang telah jatuh hati padamu seiring berjalannya waktu.


Dari perempuan yang akan selalu disisimu
Yang akan terus tersenyum untuk setiap kebahagiaanmu
Menyediakan telinga untuk mendengar keluh kesahmu
Merelakan setiap detiknya hanya untuk bertemu dirimu
Memberikan bahu untuk menopangmu bersandar kala lelah
Menggenggam jemarimu kala kau goyah
yang akan memelukmu hangat kapanpun :) s
 
“ maafkan aku jadi suka sama kamu, awalnya curhat lama-lama ku cemburu... maafkan aku yang mengharapkan cintamu...”

Kamis, 21 April 2016

Love is right.


Ada beberapa hal yang ku alami tentang cinta. Cinta memang selalu benar, namun cara seseorang mencintailah yang terkadang salah.

“ selamat tidur sayang “
Lembut suaranya membuatku terlelap dengan tenang. Di kecupnya keningku, dibelainya rambutku hingga ia yakin aku telah berada di alam mimpi. Sepanjang malam ku rasakan hangatnya cinta bersamanya. Rasa nyaman dan aman yang ia ciptakan sanggup membuatku yakin dan berkata “iya” atas apapun yang ia inginkan. Saat ia terlelap juga tanpa sengaja aku terbangun. Ku pandangi wajahnya, ku raba setiap lekuk dari wajahnya, matanya, hidungnya, bibirnya. Dalam hatiku berdoa “ Tuhan, jagalah ia kala aku tak sanggup menjaganya. Jadikan ia yang terakhir dalam penantian ini. Tuhan, aku mencintainya “, ku kecup lembut bibirnya. Malam ini adalah malam yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya. Dia sanggup meyakinkan ku dan untuk berkata “iya”. Memang terlalu bodoh untukku jika selalu ku penuhi setiap permintaannya. Tapi sekali lagi ia meyakinkanku “ Sayang, aku ini calon suamimu. Ngga mungkin aku ninggalin kamu “. Sekali lagi pula aku bodoh karena yakin kepadanya, karena memenuhi keinginannya. Sekali lagi aku berucap dalam hati “ Tuhan, maafkan aku untuk yang kesekian kalinya “. Ku lalui malam itu dengannya, sepanjang malam bercanda dan berbahagia. Merasakan cinta dan kasih sayang sepenuhnya. Aku sadar aku bodoh dan ini salah. Entah mengapa hanya ia yang sanggup membuatku begini. Tuhan menghukumku seumur hidupku ; penyesalan dan rasa hina.

Tuhan memang akan selalu baik dan tidak akan salah. Disaat ku lakukan kesalahan besar yang tidak termaafkan ia berikan aku seorang malaikat yang mungkin saja tepat untukku. Pantaskah aku mendapatkan ini setelah seberapa banyak hal dan kesalahan yang ku lakukan ? Tuhan menghukumku sekali lagi dan sekali lagi.

Love at the first sight.
“ izin masuk pak! “
Lelaki itu melangkah pasti lewat didepanku dan barisan kursi yang ada. Mataku tetap tertuju padanya sesampainya ia memilih untuk duduk barisan depan ; barisan yang tersisa. Aku merasa mengenalnya, wajahnya tak asing tapi aku tak tahu siapa ia sepenuhnya. Sesampainya pada sesi absensi, akhirnya ku mengetahui siapa namanya ; Keenan. Nama yang unik tapi sepadan dengan gaya dan sikapnya yang terkesan dingin namun tetap murah senyum. Pelajaran berakhir, ia bergegas keluar tanpa memperdulikan sekelilingnya, tanpa ia sadar pandanganku selalu tertuju padanya. Penasaran sekaligus menarik itulah dirinya ; Keenan.

Sejak saat itu ia menjadi salah satu magnet bagiku. Dia tak pernah tahu siapa aku, sampai pada saatnya ia harus mengenalku. Adalah hal lucu saat kami saling mengenal. Keenan, Keyla, tentu saja absensi kami nama nya berurutan. Jauh sebelum ini kami sudah saling mengenal di dunia maya. Sudah sering bercanda dan berbagi hal satu sama lain, namun ia masih saja tidak mengenaliku. Hari itu ia dating terlambat seperti halnya pertama kali ia masuk di kelas. Aku tersenyum saat ia melangkah melewati barisan kursiku. Langkahnya tegap, dengan tas punggung yang hanya dikaitkan di satu lengannya saja. Sepatu cats vans hitam dengan tali putih, kaos hitam polos dengan jeans biru abu-abu. Pemandangan yang sangat indah yang membuat mataku selalu tertuju padanya.
“ Keenan Adipati “ dosen mengabsen namanya. Aku mulai gugup karena ini pertanda ia akan mengenaliku.
“ Hadir bu! “ sahutnya tegas.
“ Keyla Drupadi “ absensi ini akan mengakhiri ketidaksaling mengenalnya aku dan Keenan.
“ Hadir bu! “ jawabku.
Keenan langsung berbalik dan mencari aku. Finally, he’s found me. Aku tersenyum dan melambai tangan kepadanya, ia membalas senyumku dengan tawa yang sangat memikat.
Oh Keenan! Tuhan mengirimkan kamu disaat yang tepat. Disaat aku ditinggal pergi oleh laki-laki bajingan itu. Laki – laki penipu yang sanggup memperdayai aku. Bullshit untuk setiap kata cinta yang ia sebutkan malam itu. Janjinya hanya akan menjadi janji seorang penipu yang tidak pernah ia tepati. Tuhan menghukumku dengan menyesali ini, dengan menghadiahkan kamu.

“Keyla ? “
“ Iya ? “
Selanjutnya ia mengajakku untuk sekedar ngobrol di sebuah coffee break di dekat kampus. Ia tertawa saat ku ceritakan bagaimana bisa aku tertarik padanya. Bagaimana perasaanku saat ia tidak mengenaliku. Tertawa bersama, saling menceritakan dan berbagi satu sama lain. Tak terasa senja memaksa kami untuk berpisah. Kami mengakhirinya dengan selfie berdua. Foto itu menjadi hal penting karena menjadi bukti kami pernah bersama duduk berdua saling tersenyum.

====== to be continued =====

No, you aren't my fear.


No, you aren’t my fear.
Kamu bukanlah rasa takutku.
Ketahuilah jika aku percaya cinta pada pandangan pertama. Itulah nyatanya yang terjadi. Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan semua ini karena rasa ini menjalar dan mengalir di aliran darahku. Hati ini memilihmu. Sedemikian rupa aku mengalihkannya tetap saja kamu yang aku pikirkan. Aku tak bisa mengungkapkan banyak hal tentangmu. Aku hanya ingin terus bersamamu, karena kamu bahagiaku saat ini. Jika aku harus berjuang, itu kulakukan untuk KITA bukan kamu, bukan aku. Aku tidak ingin kehilanganmu sebagaimana aku kehilangan dulu. Apapun resikonya akan ku lalui, akan ku jalani, untuk KITA. Sekali lagi, aku hanya tidak ingin kehilangan orang yang ku sayangi yang membuatku bahagia. Jika kisah ini sebuah buku, maka aku telah bertemu dan mencintaimu sejak di halaman pertama. Aku mencintaimu,G.