Basic :
Aku
adalah gadis biasa yang sedang dijalur putih abu abu. Aku hanyalah pemuja
rahasia yang hebat untuk diriku sendiri. Seorang yang penuh dengan rasa
“comfortable” dengan apa yang ku jalani kini. Aku hanya ingin menuliskan---agar
ceritaku abadi dan kelak dapat ku kenang---dalam “draft” lappy-ku. Oke mari
kita mulai.
Awal
masa putih abu abuku.
Kenalkan aku Abbiezahira Prisilia.
Mereka menyebutku “princess Bee”. Memang terkesan gimana gitu tapi mereka
sering memanggilku dengan sebutan itu. Ini adalah awal perjalanan masa putih
abu-abu ku. Banyak hal terjadi pada masa adaptasi ini. Teman,guru,kakak
kelas,dan yang lainnya. Aku perlu waktu panjang agar bisa mencerna itu semua.
Dia : Muhammad Rezki Alzeera. Adalah
kakak kelas pertama yang membuatku terpana. Memang bukan hal yang benar-benar
pertama. Tapi dialah orang yang mampu membuatku senyum-senyum sendiri meskipun
hatiku sedang marah ataupun sedih. Ketika melihat dia,meskipun hanya sekilas
arah mataku terus mengikuti setiap langkahnya---sampai ia menghilang.
Aku menjadi “secret admirer-nya” sejak
ulangan semester ganjil. Waktu itu kelas kami berjodoh untuk satu ruangan
dengan kelasnya. Aku memang tidak langsung duduk bersamanya saat ulangan semester
itu---tapi bersama temannya. Walaupun begitu aku sering mengamatinya. Awalnya
saja aku tak tahu siapa namanya. Aku mengetahui namanya lewat nama yang tertera
di baju seragamnya---saat itu dia lewat dan aku mengamatinya---hihihihi. Awal
ulanganpun aku tidak merasa tertarik dengannya---tidak terlalu ingin
mengenalnya lebih dalam. Sampai dimana ulangan sudah berlangsung
seminggu----dan sebentar lagi berakhir. Dan pada saat hari terakhir itulah rasa
tertarikku menyerbu hati dan otakku. Rasa keingintahuanku tentang dia semakin
membuncah ketika melihatnya bermain basket pada saat claasmeeting setelah
ulangan itu. Aku mulai sering memperhatikannya. Menorehkan namanya dalam buku
ataupun kertasku. Aku memikirkannya. Membayangkan wajahnya. Dan selalu rindu
padanya ketika libur sekolah---karena aku tak bisa melihatnya setiap hari.
Januari
tiba. Awal semerter genap pun dimulai.
Rasa tertarikku pada kakak kelasku
tersebut semakin jauh saja. Melampaui batas sudah. Mungkin aku sudah mulai
mencipta berbagai angan yang semu,yang takkan sanggup terwujud. Apa yang ku
kagumi darinya? Simple! Aku suka senyumnya,caranya diam,matanya,setiap nada
dari suaranya,dan dari situ aku hanya menilainya dia adalah orang yang
benar-benar “cool” bagiku.
Rangkaian
dariku tercipta untuknya,atas dasar karena dia :
Dirimu
yang kini menghiasi setiap sudut ruang otakku
Dirimu
yang kini menjadi satu semangat baru saat ku ada disekolah
Kamu…
Membuatku
sabar hingga kini.
Ketika
waktu berjalan sudah setengah tahun.
Dan
selama itu pula aku hanyalah seorang pemuja rahasiamu
Tak
pernah lebih dari itu.
Aku
hanyalah pemuja rahasiamu yang tersenyum kala melihat kehadiranmu
Aku
hanyalah pemuja rahasiamu yang tersipu malu kala kau tersenyum---nyatanya
senyum itu tak terarah untukku.
Aku
hanyalah pemuja rahasiamu yang sedih tatkala kehadiranmu tak kulihat disekolah.
Aku
hanyalah pemuja rahasiamu yang sangat gugup bercampur senang saat bisa
berdekatan denganmu---dalam radius 200 meter dari tempatku berada.
Aku
hanyalah pemuja rahasiamu yang diam saat kau lewat didepanku---saat kau sudah
mulai melangkah hilang---aku berdecak senang.
Dan,aku
hanyalah orang yang mempunyai rasa kagum terhadap dirimu setelah disakiti orang
sebelummu. Aku hanyalah orang yang mencintaimu dengan tembok besar diantara
kita. Aku hanyalah orang yang memperhatikanmu dari kejauhan. Yang mencintaimu
dalam diam, yang menyelipkan namamu dalam setiap doa. Aku adalah orang yang tak
kau sadari kehadirannya. Sekalipun kau mengetahui perasaanku---tak pernah ku
dapati kalau kau berusaha mencari tahu siapa aku---siapa orang yang menaruh
rasa kagum itu.
Kala
teman-temanmu mengetahui bagaimana perasaanku padamu
Ternyata
kau hanya diam.
Jujur,aku
bisa apa? Selain hanya tersipu malu kala mereka menggodaku dengan
menyebut-nyebut namamu ketika aku lewat didepan kelasmu.
Aku
adalah pemuja rahasiamu. Yang begitu dalam menaruh perhatian. Yang selalu
menelitimu setiap harinya. Bagaimana kamu,style kamu. Selama enam bulan sudah
ku lakukan ini. Menjadi pemuja rahasiamu.
Huft.
Ingin ku akhiri ini. Tapi rasanya aku sulit untuk melenyapkanmu yang telah lama
mengisi ruang kosong otakku. Hey…tapi sampai kapan…?
Kapan
kau menyadari kehadiranku Muhammad Rezki Alzeera…?
Kakak
kelasku yang ku kagumi sampai detik ini.
Aku hanya bisa menuliskan itu dalam
jurnalku. Yang dalamnya dihiasi dengan berbagai rangkaian kata-kata dan
imajinasiku tentang dunia menulis. Aku sangat gemar menulis. Nyata
bagiku---namun ku buat itu fiksi---semu bagi orang lain. Aku senang membaca
novel-novel---menyenangi rangkaian dari kata-kata yang indah untuk dibaca.
Awal
semester ganjil-tahun ke dua putih abu-abuku
Pagi ini ku awali dengan berdoa “
Tuhan,semoga hari ini dan seterusnya akan indah.” Hampir setiap aku membuka
mata itulah yang ku harapkan. Aku sangat bersyukur kala aku bisa masih bernafas
saat ku terbangun dari mimpi. Mengapa? Karena aku takut untuk pergi sekarang.
Pergi meninggalkan dunia ini membawa rasa cinta yang ku tujukan untuk dia :
kakak kelasku. Aku mengidap kanker darah. Menyadari hal itu aku sangat bahagia
kala aku masih bisa bernafas hari ini---ya,untuk hari ini. Aku menderita
leukimia sejak di masa putih biru di tahun pertama. Namun,aku tak terkejut sama
sekali mendengar diagnosa yang diberikan dokter untukku. Karena,ibuku juga
mengidap leukimia dan sudah meninggalkanku cukup lama sejak aku kelas 3 SD.
Ibuku yang sekarang adalah ibu tiriku. Aku tidak begitu canggung saat mempunyai
ibu baru---karena,ibuku adalah sahabat dari almarhum ibuku dulu,yang juga
berteman baik dengan ayahku. Aku dirawatnya sejak kecil---sejak ibuku mulai
terbaring lemah di rumah sakit. Saat itu aku baru memulai putih merahku. Satu
tahun lebih ibuku terbaring diruangan yang sepi itu,akhirnya Tuhan memutuskan
untuk mengakhiri penderitaan ibuku.
Ayahku menikah dengan ibuku yang
bernama Aliyandra Putri Rahayu pada saat aku kelas 6 SD. Aku memanggilnya
“Momli”---dari kecil hingga saat ini. Dari pernikahan kedua ayahku ini,aku
mendapatkan dua orang malaikat baru. Yang pertama adalah Shanazia Alzahra,dan
jagoanku bernama Nugraha Shinazio Putra.
Back to
putih abu abu-ku
Ditulisanku ini---aku tak mau
menggambarkan apakah aku mempunyai teman atau tidak. Aku hanya ingin berbagi
bagaimana cerita putih abu abu-ku dengan dia---dia cinta yang baru. Sampai
dimana kisah ini nantinya akan terhenti saat aku tak lagi bernafas. Aku sering
merintih padaNya :
Tuhan…
Engkau
berikan aku nyawa didunia ini---terima kasih!
Engkau
berikan aku kehidupan yang layak
Kau
berikan aku peran sebagai gadis leukimia---aku syukuri!
Kau
berikan aku sejuta kelebihan dan kekurangan---aku sangat bersyukur!
Tuhan,aku
sedang jatuh cinta
Bolehkah
Engkau beritahu rasa ini padanya?
Pada dia
Tuhan---orang yang ku cintai kini
Tuhan,Engkau
tahu bagaimana sakitku
Bagaimana
langkah terjal dalam hidupku
Aku
pernah terpuruk dalam jurang kesedihan
Sampai
dimana aku menemukan dia---diantara banyak orang.
Tuhan,apa
dia yang Engkau kirimkan untukku?
Rindu
Tuhan! Aku sangaaattt rindu!
Kala
sehari saja aku tak melihat dia
Aku
sudah cukup bahagia bisa menjadi pemuja rahasianya
Cukup
disini aku membatasi diriku
Membatasi
agar tak terlalu jatuh lagi
Agar tak
sakit lebih dari leukimia ini
Tuhan…berikan
aku hari yang indah…disisa nafasku ini.
Banyak doa yang telah ku rapal. Agar
tenang setiap membuka mata. Aku selalu merintih. Berdoa pada sang pencipta agar
hariku selalu indah. Agar aku menikmati sisa waktuku di dunia ini dengan tenang
dan bahagia. Salah satunya dengan hadirnya dia : Muhammad Rezki Alzeera.
Dengan berawalnya tahun ajaran baru
ini,semakin singkat saja waktuku untuk memperhatikannya diam-diam----untuk
menjadi pemuja rahasianya. Karena tahun ini dia akan lulus---huft! Sedih
rasanya bila membayangkan sosoknya tak lagi di depan mata.
Hari ini disekolah seperti biasa aku
hanya diam-diam memperhatikannya. Diam-diam menaruh rasa untuknya. Dan dengan
jarak aku mengamatinya. Melihat senyumnya---mencoba ikut tersenyum kala
senyumnya itu mengembang manis dibibirnya. Uh! Aku sangat menyukainya kala ia
tersenyum. Dia adalah orang sangat misterius bagiku. Aku sangat suka dengan
tipe laki-laki yang seperti ini. Bagiku menarik!
Dua
bulan kemudian.
Tuhan…
apa waktu yang Kau berikan hampir habis?
Nafasku
sesak Tuhan.
Aku tak
lagi bisa meraba kenyataan.
Kini aku
terbaring lemah
Persis
ditempat yang melahirkanku Kau jemput
Akankah
kini aku lagi yang Kau jemput?
Huhh….. sudah dua minggu aku dirawat
dirumah sakit dimana ibuku dulu juga pernah dirawat---diruangan yang sama pula.
Dan sudah selama itu pula berarti aku tak melihat “my beloved person” : kak
rezki! Selama aku dirumah sakit teman silih berganti mengunjungiku---juga kakak
kelasku. Namun,kecewanya hati kala yang ditunggupun tak kunjung datang
menyapaku seperti yang lainnya lakukan. Aku menganggapnya wajar. Karena ini
sudah memasuki masa serius persiapan untuk ujian akhir---dimana nanti ia akan
lulus. Mungkin saja saat ini ia sedang belajar. Sedang les disekolah atau
dibimbel atau juga dirumah. Atau sedang try out,atau atau atau apapun yang
hanya bisa ku terka-terka tanpa pernah ku ketahui yang sesungguhnya.
Huft…melelahkan.
Menjadi orang yang menderita leukimia
ya memang cukup menyusahkan. Daya tahan tubuhku menurun drastis. Tapi,apa
dayaku? Aku hanya bisa mensyukuri jikalau saat ini aku masih bernafas---masih
bisa menuliskan ini.
Genap 1 bulan sudah aku mendiami
ruangan ini. Kondisiku sudah jauh lebih baik dibandingkan 3 minggu yang lalu
saat pertama kali aku dibawa kerumah sakit ini dengan kondisi kritis dan koma
selama 1 hari penuh. Aku sudah diperbolehkan pulang kerumah. Namun aku dilarang
untuk sekolah. huh….sebeeeellllll!!!!!!!!
Saat ini aku hanya dirumah berdiam
diri. Bercerita di laptopku ini. Membosankan ! sampai dimana saat aku sendirian
dirumah,ada yang mengetok pintu rumahku.
“ tok…tok..tok… assalamu’alaikum…
Zaa…”. Aku mengenali suara itu,namun aku tidak yakin bahkan merasa tak mungkin.
Dengan lambat aku berjalan menuju pintu depan untuk membukakan pintu.
“ wa’alaikumsalam… sebentar” jawabku
sambil malas berjalan menuju pintu.
Betapa
terkejutnya aku saat aku membukakan pintu ternyata dihadapanku saat ini datang
dia yang selama ini namanya terselip di doaku,yang selama setengah tahun lebih
aku kagumi. Dia….
“ haii ! Abbiezahira Prisilia kan? Aku
Rezki Alzeera.” Dia memperkenalkan diri padaku. Oh! Betapa gugup dan rasanya
tubuhku diatas angin melayang saat orang yang kuharapkan datang selama
ini---akhirnya benar-benar datang,dan itu nyata! Bukan hanya angan atau mimpi
belaka.
“ oh,iya saya Bee. Eh,Abbiezahira
Prisilia. Senang bertemu kak Rezki. Mari masuk kak” ajakku manis.
Diapun
masuk mengikuti langkahku dibelakang. Jujur,aku sangat gugup! Uh! Sampai di
ruang tamu aku mempersilahkan ia duduk. Aku membuatkan the untuknya,dan barulah
ia memulai pembicaraan dengan gaya cool-nya.
“ Bee… kamu yang nulis ini yah?” ia
mengeluarkan selembar kertas usang dari kantong baju seragamnya---dan
menyodorkannya padaku.
Aku
membukanya dan membaca isi kertas itu. Aku sangat terkejut! Ternyata itu adalah
bagian dari rangkaian kata-kataku untuknya---yang dulu pernah kutulis lalu ku
tinggalkan begitu saja diperpustakaan sekolah. aku malu. Dan bingung harus
menjawab apa. Aku rasa pipiku kini sedang merah merona antara merasa malu
karena ketahuan telah menaruh rasa untuknya dan senang atas hadirnya dia kini
didepan mataku. Dengan jarak yang begitu dekat. Dan nyata!
“ iya.. ini tulisan saya kak. Maaf
saya lancang” ku pasang raut wajah malu dan penuh penyesalan. Tapi ia malah
tersenyum lalu berkata
“ bee,semua orang berhak mengagumi dan
menaruh rasa pada orang yang ia inginkan. Ia bisa menyimpannya. Bisa pula
mengungkapkannya. Aku menemukan kertas ini dibuku yang kupinjam diperpus. Aku
melihat diatas kertas ini berlambangkan mahkota dan kata ‘Bee’ dan di akhir
kertas ada namaku walaupun kau singkat menjadi ‘kakak kelasku MRAlzeera’. Kau
tahu Bee? Sejak ku temukan dan membaca isi kertas itu. Aku mencarimu diam-diam.
Sampai dimana,aku mengetahui bahwa mahkota dan kata bee itu adalah artinya
Queen Bee : itu kamu! Saat ku datangi kelasmu,ku cari kamu. Ternyata kamu
dirumah sakit Bee. Maafkan aku tak sempat menjengukmu. Aku sangat sibuk saat
itu. Bee…mengapa semua rasamu untukku hanya kau pendam? Dan hanya kau beritahu
pada setiap lembar kertas itu? Apa kau tak berniat untuk menemaniku? Menjadi
matahari disetiap hariku?” ungkapnya dengan serius.
Aku
sangat speechless mendengarkan kalimat-kalimat yang dia nyatakan didepanku.
Namun segera ku jawab
“hmm…aku gadis pengidap leukimia kak.
Aku hidup takkan lama. Aku jatuh cinta dengan kakak dan hanya bisa diam. Karena
kau tak mau merasakan sakit yang melebihi dari apa yang ku derita saat ini. Aku
tak mau merasakan sakit hati lagi. Dan aku tak mau mengecewakan kakak
seandainya mimpiku bersama kakak terwujud. Maafkan aku kak..menaruh rasa yang
tak pantas untuk ku biarkan hidup. Namun,biarkan aku menjadi orang yang
mengagumi kakak sampai dimana detak jantungku terhenti,dan nafasku tak lagi
berhembus.” Ucapku lirih.
“ Bee…aku mencintaimu ! sejak aku
melihatmu tersenyum di perpus. Sejak senyummu itu membayangiku. Dan ku temukan
ungkapanmu untukku. Sungguh,sempurna seperti apa yang ku bayangkan. Ternyata
rasaku sama sepertimu. Hanya saja,mungkin kau lebih dulu menaruh rasa untukku.
Sedangkan aku menaruh rasa padamu saat aku melihatmu di perpus sendirian
membaca,lalu menulis sesuatu dibukumu,kau tersenyum manis. Sungguh! Aku
mencintai itu!” ungkapnya tegas dan penuh arti.
Aku
terdiam dan bingung seketika harus bagaimana. Harus apa lagi? Kini,orang yang
ku harapkan ternyata juga mencintaiku sama seperti aku dan mimpi yang selama
ini semu. Namun,seketika itu pula aku merasakan kepalaku sangat sakit yang
membuatku tak sadarkan diri.
2 jam
setelahnya
“sayang,my queen bee….bangun nak.. ini
momli” sayup-sayup ku dengar suara ibu tiriku itu.
“momli….bantu aku bangun” rintihku
pelan.
Ibuku
pun membantuku untuk duduk dan minum segelas air. Aku merasakan hawa yang
sangat ku kenal. Ya! Aku diruangan yang sama seperti satu bulan yang lalu.
Huft.. rumah sakit.
“bee…kamu sudah sadar? Maafkan aku
jika perkataanku tadi salah dan membuatmu pingsan selama 1 jam lebih. Aku
sangat menyesal. Maafkan aku.” Suara my beloved person merdu ku dengar.
“iya kak.. ini bukan salah kakak. Aku
sudah biasa begini. Merasakan sakit tak pada waktunya. Kakak tidak salah.”
Jelasku padanya.
“ iya nak Rezki. Tidak apa-apa,ini
bukan hal yang baru untuk kami ataupun Bee sendiri. Ia memang sering pingsan.
Bukan salah nak Rezki” ayahku berucap pada calon menantunya *hihihihihi*
Sejak
aku dirawat lagi dirumah sakit dia sering menemaniku diruangan yang sangat ku
benci itu. Ia selalu datang setiap hari untukku. Akupun tak lagi menjadi pemuja
rahasianya. Karena rahasiaku sudah terbongkar. Hehehe! Namun,Tuhan sepertinya
merencanakan hal yang melenceng dari rencanaku. Bahagia di akhir waktuku. Tapi
ternyata tidak. Aku justru sakit parah di sisa waktuku. Kak Rezki mengetahui
apa yang ku tulis ini. Ia sudah membacanya dan ia sering membantuku untuk
mengetikkannya,sementara aku mendiktenya.
Tuhan…
Terimakasih
atas nikmatMu dalam segala wujud didunia ini untukku
Jaga
dirinya Tuhan saat Kau menjemputku
Untuk
damai bersama Ibundaku..
MRAlzeera
:
Itulah tulisan terakhir dari malaikat
hatiku Abbiezahira Prisilia. Malaikatku yang kini sedang disisiNya. Sedang
berada dikedamaian menemui ibunda tercinta. Menemui sang khalik. Tulisan ini
biarlah aku yang melanjutkannya-mengakhirinya. Biarlah aku yang meneruskannya
dan merangkainya dalam bingkai cerita bahagia.
Begitu senang hati ini tatkala bisa
menemani yang selama ini ku cintai. Menemaninya disisa waktunya yang singkat.
Kini ia telah pergi. Putih abu abu-nya terhenti di tahun kedua. Bertepatan aku
sudah hampir lulus dari masa itu. Tuhan menciptakannya untukku. Untuk
menemaniku kala terpuruknya situasi batinku. Aku menemukannya diwaktu yang
tepat. Dikala ia bermimpi sempurna dan aku mampu mewujudkan itu.
Satu bulan waktu yang ku jalani
dengannya. Bersama dia malaikat hatiku.
Abbiezahira…
kita sudah melewatinya…
Kita
sudah pernah bahagia didunia
Kita
sudah sama mewujudkan mimpi itu Bee..
Tenangkah
kau disana sayang?
Aku
merindukanmu Queen Bee
Semoga
kita diberikan waktu lagi untuk bersama
Mungkin
dalam dimensi yang berbeda
Ataupula
dalam semu belaka
Ah…yang
penting aku sudah membuatmu bahagia
Bisa
berbagi kasih sayang denganmu disisa waktumu
My
beloved Bee… aku mencintaimu dalam hati ini,tanpa batas apapun!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar