Selasa, 16 Oktober 2012

(continued of Kota Impian) #2


Belum sempat ku membagi kebahagiaanku
Belum sempat ku membuat dia tersenyum
Haruskah ku kehilangan untuk kesekian kali
Tuhan ku mohon jangan lakukan itu

Sebab ku sayang dia
Sebab ku kasihi dia
Sebab ku tak rela tak slalu bersama
Ku rapuh tanpa dia
Seperti kehilangan arah

Jikalau memang harus ku alami duka
Kuat kan hati ini menerimanya
(Agnes Monica-Rapuh)

          Lagu ini mengalun indah ditelingaku. Aku sedang duduk di satu sudut yang dulu pernah menjadi kenangan antara aku dan Danu. Aku memang sudah menjadi kekasih Danu seutuhnya,tapi saat ini Danu sedang ditugaskan keluar kota oleh kantornya. Danu memang kuliah sambil kerja. Untuk membiayai kebutuhan hidupnya ia menggunakan gaji dari kantor,sedangkan untuk kuliah ia masih sering di transfer orang tuanya. Danu dinas di kota Semarang. Sedangkan aku di Malang saja menunggunya.

Dua bulan kemudian
          Hari ini Danu kembali lagi ke Malang. Aku menunggu dia di cafe tempat biasa kami bertemu. Danu bilang ada hal penting yang harus ia bicarakan denganku. Satu jam aku menunggu akhirnya Danu datang. Ia berjalan dengan wajah yang gugup dan dibelakangnya ada seorang perempuan muda yang membuat hatiku curiga. “ siapa wanita itu? Hal penting apa yang akan di bicarakan Danu padaku hari ini? Tentang dia?”
“ hai sayang. Gimana kabar kamu?”
“ hhe.. baik..”
Jawaban Danu yang singkat semakin membuatku takut apabila apa yang ada dalam otakku terjadi saat ini.

“ kenalin ini..........”
Belum selesai Danu menjelaskan wanita itu memperkenalkan diri dengan wajah yang riang.
“ Aku Nella,pacar Danu ! “
Saat wanita itu menyebutkan namanya,dan statusnya rasanya jantung ini berhenti berdetak. Waktu berhenti seketika. Tak bisa di backward ataupun forward. Yang ada dalam otakku saat itu hanyalah satu kalimat “ akhirnya,apa yang ku takutkan kini terjadi “
Dengan wajah yang (berusaha) tersenyum. Aku juga memperkenalkan diri.
“ aku Nada. Temen satu kotanya Mas Danu. Sekarang sama-sama di Malang kuliah. Hehe “
Terlihat jelas guratan wajah kebingungan dari Danu saat aku menyatakan aku hanyalah temannya. Ia tak bicara. Hanya aku dan Nella yang saling berbincang. Saling mengenal diri masing-masing.
Setelah pertemuan itu aku langsung menelpon Danu. Aku minta penjelasan singkat darinya. Apa yang sebenarnya terjadi
“ Mas, tolong jelaskan. Ada apa sebenarnya.”
“ maafkan aku Nada. Aku terpaksa menjadi kekasihnya. Karena dia yang memintaku. Ia sedang sakit saat aku masuk ke kehidupannya. Dan ternyata ia jatuh cinta padaku. Aku diminta orang tuanya untuk membantu proses penyembuhan Nella. Aku merasa tak enak karena orang tuanya yang meminta. Jadi ku iya kan saja. Maafkan aku sayang.”
“ terus,bagaimana perasaan Mas sebenarnya terhadapku saat ini? Dengan Nella?”
“ aku sangat mencintaimu Nada. Aku tak mau kehilangan kamu. Tapi ternyata ada orang lain yang membutuhkanku untku kesembuhannya. Jujur,aku hanya menyayangi Nella karena aku kasihan. Dia sakit. Stress. Karena orang tuanya cerai. Mengapa tadi kau mengaku hanya temanku? Mengapa tak berkata jujur?”
“ seandainya tadi aku berkata jujur,kau pasti tahu akibatnya bukan? “
“ iya aku tahu. Terima kasih sayang. Kau memang orang yang bisa mengerti segala yang terjadi. Tapi apakah kau akan bertahan dengan adanya kehadiran dia diantara  kita?”
“ akan ku pertahankan selama aku mampu. Akan ku perjuangkan selama kau masih bisa ku miliki. Dan aku akan menunggumu layaknya dulu,selama aku masih mencintaimu.”
Hanya keheningan yang terjadi sesaat setelah aku menjawab pertanyaannya. Dan ia kembali bicara.
“ Nada,no there’s sentence can description my feel for you. And i can’t verbalize how i proudly and happily be yours”
“ iya Mas. Sudah dulu ya. Aku banyak kerjaan. Kita sambung lewat BBM aja. Pulsaku abis. Hehehe “
“ iya sayang”
Kali ini aku mencoba mengerti bagaimana jadi dia. Ya. Aku tahu posisinya sangat sulit dan aku hanya bisa bertahan dengan jalan cerita yang berliku. Setelah bercakap lewat telepon tadi,sebuat BBM masuk.
“ Mas Danu : always be mine. Don’t leave me. I love you. Nada. “
Aku tersenyum membaca BBM dari kekasihku itu. Dan aku hanya membalas.
“ yeah darl. I know u loved me. Hahaha :* udah ya. Nanti sambung lagi. C’u darl.”
Ku akhiri BBM darinya dengan berkata see you.

Satu minggu berlalu seperti biasanya. Tak ada yang istimewa. Membosankan.

Ku takkan bisa tinggalkan dirimu bersama dirinya
Ku takkan mampu lupakan dirimu bersama dirinya
(Killing Me Inside-Menyesal)
         
          Lirik itu membawaku mengingat kisah ini. Antara aku,Danu dan Nella. Sama seperti reef lagu Killing Me Inside itu,rasanya aku tak mungkin meninggalkan Danu,melupakan Danu bersama wanita yang tak dicintainya; Nella.
 “ Hallo. Mbak Nada ya?”
Ku dengar suara seorang wanita ditelepone dengan nama kontak yang tersimpan di handphoneku ; Danu.
“ iya. Maaf ini siapa ya?”
“ ini Nella mbak. Handphone Danu sama aku. “
Saat ia wanita itu mengatakan dirinya adalah Nella,rasanya aku langsung ingin menemui Danu lalu minta penjelasan darinya. “ buat apa Nella menelpone dengan handphone Danu? Menelpone aku? Kenapa aku?”

“iya ini aku Nada. Kenapa Nell?”
“ aku lihat BBM mbak sama Danu kok mesra banget ya? Kayak orang pacaran gitu?”
Huhh. Ia bertanya siapa aku bagi Danu. Haruskah ku ungkapkan siapa aku sebenarnya?
“ hmm, kamu nanya itu? Tanya aja sama Mas Danu-nya. Atau ntar kita ketemuan deh ngobrol-ngobrol gitu. Dirumahku malam ini ya?”
“oh oke deh mbak. Ntar aku kerumah mbak sama Danu”

Percakapan via telepone itu berakhir dengan janji bertemu. Sepertinya sudah saatnya Nella tahu tentang siapa aku yang sebenarnya. Ya! Aku,kekasih Danu.

Malampun tiba. Seperti biasa saja. Aku memakai baju kaos dan jeans panjang. Karena aku baru saja keluar untuk membeli minuman untuk tamu istimewaku. Setelah semua siap. Dan entah mengapa seperti ada yang mengaturnya bel berbunyi. Pikiranku ya,mungkin itu mereka. Dan memang benar. Itu mereka. Akupun mempersilahkan masuk. Lalu kami dinner dirumahku. Danu tampak seperti biasa saja. Hanya saja ia terlihat salah tingkah. Saat didepan matanya ada dua orang kekasihnya.
Selesai dinner. Aku membuka pembicaraan panjang ini.
“ jadi apa yang perlu kita akui Mas?”
Tanyaku irngan dengan senyum getir. Muka Nella tiba-tiba bingung mendengar ucapanku “kita?”
“ oke. Kami akan jelasin ke kamu semuanya Nella.”
Sambung Danu.
“ silahkan jelaskan Dan”
Jawab Nella singkat.
“ aku dan Nada berasal dari daerah yang sama. Orang tua kami saling mengenal. Aku sudah menjadi kakak kelasnya sejak SD-sekarang. Dan kami berpacaran sejak aku sudah pindah ke Malang. Saat ia memulai kuliahnya disini. Ia dengan penuh perjuangan mendapatkan izin dan beasiswa untuk ke Malang kuliah denganku. Karena Malang adalah kota impian kami. Saat dulu kami belum terikat. Dan kamu,adalah wanita yang mencoba menggeser posisinya. Nella,orang tuamu menyuruh aku untuk membantu penyembuhanmu. Aku sudah mengatakan bahwa aku sudah memiliki Nada. Tapi orang tuamu memaksa dan aku sudah berhutang budi selama di Semarang dengan mereka. Jadi mau tak mau,aku lakukan apa yang orang tuamu mau.”
Jelas Danu sangat panjang sambil menatap Nella yang terlihat mulai mengeluarkan butiran-butiran air bening yang menganak dipipinya. Nella mencoba tetap tenang dan menyeka air matanya. Ia tersenyum pahit. Dan menjawab
“ ok. Sekarang aku mengerti. Aku akan menjauh dari kalian. Aku tak mau jadi orang ketiga diantara dua hati yang sudah bahagia.”
“ Nella. Tapi kami harap kamu tetap begini. Tidak seperti dulu. Karena yakinlah,akan ada cinta yang tulus menjemputmu. Selama apapun itu kau harus yakin,ada satu cinta suci dan itu untukmu.”
Balasku menenangkan Nella yang berusaha tegar menerima kenyataan ini. Bahwa aku adalah kekasih Danu. Kekasih Sejati.
“ tenang mbak. Aku sekarang udah berubah. Sejak ketemu Danu aku jadi lebih tenang. Dan aku banyak belajar. Kenyataan ini memang pahit. Tapi aku akan baik-baik saja. Aku akan terus melanjutkan hidupku sebagai adik kalian. Bolehkan? Hhee”
Balas Nella dengan senyum yang dibuat-buat. Menampakkan bahwa ia baik-baik saja. Dan permintaannya itu...
“ tentu saja boleh. Kau akan jadi keluarga baru kami. Next time,kita ke Semarang bareng ya. Minggu ini bisa Nell? Aku pengen ketemu orang tuamu.”
Jawabku dengan riang.
“ tentu boleh mbak. Minggu ini bisa kok. Kan libur juga. Tapi aku besok pulang duluan ya. Soalnya aku mau ngurus kuliah aku di Semarang dulu sebelum senang-senang berlibur sama kalian”
“ oke. Jadi kita deal ya. Akhir pekan ini berlibur ke Semarang.”
Dan kami bertiga serempak berkata “ Deal! “


LIBURAN DI SEMARANG
Selama 3 hari rencanaya aku dan Danu menetap di Semarang dirumahnya Nella. Seperti yang sudah disepakati,kami akan liburan bersama. Di Semarang kami tidak ketempat wisata seperti layaknya liburan. Kami justru hanya berdiam diri di rumah Nella untuk beristirahat. Karena sudah jarang sekali rasanya menikmati suasana rumah yang tentram. Sarapan,makan siang,makan malam bersama keluarga. Aku dan Danu jadi rindu kota kami dulu. Jadi rindu bagaimana masa-masa sulit dulu. Ah,tapi semuanya sudah berlalu. Kini aku benar-benar mendampingi Danu,nyata dan jelas!
“ Hallo my sweetly. Lagii apaaaa? Dimanaaa? Udah makan? Hihihi “
Satu pesan singkat dari Danu yang sebenarnya duduk disampingku. Hahaha,Danu memang humoris. Kenapa mesti sms padahal aku ada disampingnya?
“ lagiii santai aja darl. Duduk disamping kamu. Boleh nyender ke bahu kamu ngga?
Ku balas SMS dari Danu.
“ boleh dong. Bahu aku Cuma punya kamu. Cuma kamu yg boleh nyender disini. Hihihi aku sayang kamuuuu Naaadaaaaa :p “
“ iyaa Danu.. aku th km syg aku. Bahu km cm pny ak. Ak jg syg km,dan km pst udh tau. Hahaha”
“ yaiyalah tau -___- kan kamu pacar aku,kalo ngga sayang aku kamu sungguh TERLALU. Hiksssss~”
“ idiihhhh jgn nangis napa nyeng :p cengeng dewh. Hihihi “
“ ngga nangis atulaaaa nyeng. Akukan laki :D “
“ kalo laki emang napa? Aku trus bilang wow gituuu? :p “
“ harus dong! “
“ Darl...”
“ iya?”
“ cintaku memang tak berwujud,namun aku tulus mengertimu,menemanimu,dan disisimu”
Membaca sms ku itu Danu yang duduk disampingku langsung mendekapku. Dan ia mengecup keningku. Menatap mataku. Dan berkata dengan lembut
“ Nada,enough one sentence to expression my happiness. And its ‘I Love You,Nada’ “
Aku tersipu malu mendengar ucapannya. Rasanya memang hanya dia yang bisa mengerti aku. Tapi ini hanyalah bagiku. Aku tak pernah tahu bagaimana setelah ini. Apakah Tuhan memperpanjang izinNya untuk membiarkanku menemani Danu? Semoga!

to be continued~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar