Sabtu, 06 Oktober 2012

Menghitung hari


Menghitung hari yang ku lalui denganmu rasanya membuat hatiku semakin terasa sesak. Sadar,jikalau tak lama lagi kau akan sulit ku pandang. Kita dipisahkan oleh ratusan kilometer yang siap membentang. Hari yang ku lalui denganmu hanyalah sebuah kalimat semu. Di kenyataan aku dan kamu tak pernah melalui hari bersama-sama. Kita memang satu sekolah. Berada disatu lingkungan yang sama,dengan intensitas bertemu yang tak pernah terduga. Tapi,aku bukan (lagi) kekasih (tersembunyi)-mu. Kini orang-orang mengetahui aku hanyalah sebagai gadis yang berharap padamu. Yang bodoh mencintaimu. Tapi aku akan jauh lebih bodoh lagi jika tak menungkapkan ini padamu. Jika kau tak pernah tahu rasaku.

Pernah ku menerka-nerka kehidupan tanpamu kelak. Akankah sama? Bisakah aku berdiri tanpa hadirmu di depanku?
Namun,saat dirimu pergi itulah aku akan menemukan jawaban dari tanyaku. Benarkah rasa tulus ini adalah cinta? Saat kau jauh? Saat kau memiliki dia? Saat aku dan kamu terpisah oleh ruang dan waktu?
“ mungkin disaat kau pergi nanti tanyaku akan terjawab. Akankah rasa ini tetap bersemayam? Atau ikut pergi menghilang bersama dirimu yang tak lagi di depanku? “

Setiap bertemu denganmu. Rasanya hati ini hanya ingin acuh. Tapi saat aku tak melihatmu. Hatiku gelisah. Mencari-cari sosok yang biasa membuat ia tersenyum dalam diam.

Sudah berapa lama dan seberapa seringkah kita begini?
Saling membutuhkan tapi saling mengacuhkan. (pura-pura) Melakukan pengabaian. Mencoba saling melengkapi dalam perbedaan yang mereka ajukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar