Selasa, 22 Januari 2013

Karena cinta


“ Jika kelak aku menemukan kembali yang namanya cinta. Ku harap cinta itu tak seperti kamu,Cinta “

Namanya Cinta. Wanita yang selama ini aku cintai. Sudah hampir 4 tahun kami bersama. Dan mulai membangun khayal untuk menikah. Aku memang belum melamarnya. Karena rasa ragu terhadap dia tak mungkin ku pungkiri begitu saja. Selama empat tahun bersama,merangkai angan,melewati suka dan duka,hatiku ternyata belum bisa yakin seutuhnya.
“ Sayang,kamu dimana ? “
“ Aku masih di kantor. Kenapa ? “
“ Mau aku jemput ? “
“ Ngga usah. Aku pulang sendiri aja. Aku agak maleman pulang hari ini. Mau meeting buat acara besok. Maaf ya. “
“ Bener ngga mau aku jemput ? “
“ Iya. “
Begitulah dia setiap aku tanya ingin dijemput atau tidak. Sudah setahun ia bersikap begini padaku. Dan keraguanku padanya pun semakin menjadi-jadi. Ada yang berubah dari sosok Cinta yang ku kenal dulu. Sekarang wanita yang bernama Cinta itu mulai berubah sikap dan sifatnya. Kemana wanitaku yang dulu ?
Bagiku dia adalah sosok wanita yang manja,baik,dan perhatian. Tapi kini semua yang pernah ku rasakan dulu sudah hilang. Cinta tak lagi begitu,sekarang ia hanya bisa memberiku angan tanpa pernah mewujudkannya. Kini Cinta hanya melukis luka dan membuat keraguanku semakin nyata. Sudah sampai dimana anganku ini ?
Setiap aku melukiskan angan dengan wanitaku,semakin kuat pula rasa raguku terhadapnya. Terhadap sosoknya yang tak lagi sama seperti pertama jatuh cinta. Aku merindukan dia setiap kali malam tiba. Aku rindu senyumnya...Cinta.
Pagi ini aku akan kerumahnya dan memberikan kejutan. Diam-diam aku masuk kerumahnya pagi-pagi buta. Aku membuatkannya kopi dan nasi goreng. Akupun sudah membawakan satu bucked mawar merah dan putih. Aku berharap ia akan segera bangun dan menyukai kejutanku.
“ kejutan !!!!! “
“ ngapain kamu disini ? “
“ loh,aku cuman pengen ngasih kamu kejutan. Salah ya ? “
“ udahlah. Aku ngga perlu kejutan apa-apa dari kamu. “
“ kok sikap kamu gitu sih ? aku ngga kenal Cinta yang sikapnya kayak kamu “
“ cukup!!!! Hubungan kita udah lama. Aku muak sama sikap kamu yang so care. Bentar lagi kita juga bakalan nikah. So,jangan buat aku tambah muak dan saat nikah nanti semua bakal terasa hambar. “
“ Maafin aku. Aku pulang. “
Perlahan aku melangkah beranjak meninggalkan rumahnya. Langkah kakiku terasa berat setelah mendengarkan perkataan dari wanitaku itu. Kata-katanya kasar dan sungguh tak menghargai apa yang aku coba berikan untuknya. Semua yang ku berikan ternyata sia-sia. Namun, belum jauh aku melangkah dari rumahnya. Aku mendengar suara laki-laki dari rumahnya.
“ siapa sayang ? “
“ ah,bukan siapa-siapa. Anaknya si mbok. “
Deg!!! Suara siapa itu ? itu suara laki-laki. Dan suara perempuan itu adalah suara wanitaku. Aku berlari dan masuk kembali kerumah Cinta. Air mataku menetes tanpa sebab. Didepan mataku wanitaku sedang bercumbu dengan laki-laki lain. Aku tak menghampiri mereka. Bagiku sudah cukup dengan melihat wanitaku begitu,akupun tahu siapa dia.
Lama berselang,aku  masih saja bertahan disisinya. Ku coba menata retakan hatiku yang pernah dihancurkan Cinta. Aku hanya bisa membatin. Dan berulang-ulang kali aku mengucapkan “ Dia Cintaku. Bukan Cintanya. “ Aku berjanji pada diriku sendiri jika Cinta haruslah menjadi cintaku,bukan milik orang lain. Apapun akan ku lakukan untuk terus memperjuangkan Cintaku. Ku beranikan diri untuk menemui wanitaku dikantornya dan saat masuk keruangannya lagi-lagi aku melihat ia sedang bermesraaan dengan laki-laki yang sama saat dirumahnya. Ternyata laki-laki itu adalah sahabatnya sendiri yang sering berkunjung ke kantornya. Ia sudah lama dekat namun aku tak pernah mengetahuinya. Aku baru ingat jika dua tahun yang lalu aku pernah di ajak Cinta untuk berkenalan dengan lelaki yang tak tahu diri itu. Tak banyak kata. Emosiku sudah tak terbendung lagi. Aku langsung memukulinya dengan segenap rasa benci. Cinta hanya bisa berteriak memanggil security.
“ bawa dia keluar pak ! “
“ oh jadi kamu lebih milih dia dari aku ? “
“ keluar kamu ! “
****

2 Bulan Kemudian
Setelah kejadian itu akupun mencari tahu lebih detail siapa sosok laki-laki kedua dari wanitaku. Aku hanya ingin tahu lebih jauh siapa dia,tapi ternyata laki-laki itu telah mengirimkan orang suruhan untuk menghabisi nyawaku.
Saat itu aku sedang membeli 100 mawar merah dan putih untuk wanitaku. Aku membawa boneka. Dan sekotak cokelat. Saat diperjalanan menuju rumahnya,handphone ku berdering.
“ tolong aku ! aku disekap ! Dirumah tua ujung komplek. “
Private number. Tapi aku mengenali suara itu ; Cintaku. Aku bergegas menuju rumah tua diujung komplek rumahnya. Saat aku hendak turun dari mobil 10 orang laki-laki berbadan tegap sudah siap menghadangku. Aku mulai panik. “Bagaimana aku menghadapi 10 orang laki-laki sedangkan aku sendirian ? dan bagaimana keadaan Cintaku disana ? apakah baik-baik saja ?” batinku bicara. Akupun turun dari mobil dan menghadapi apa yang ada didepan mataku. aku berhasil walaupun aku sudah babak belur. Aku berlari memasuki rumah tua itu. Ku lihat wanitaku disekap. Aku melepaskannya. Ia memelukku. Aku bersyukur ia baik-baik saja.
Kamipun pulang bersama. Cinta terlihat ketakutan. Akupun mencoba menenangkannya. Aku memberinya minum dan mengajaknya bicara sedikit demi sedikit. Perlahan ia sudah bisa menenangkan dirinya. Akupun pergi ke mobil dan mengambil hadiah-hadiah yang sebelumnya sudah ku siapkan.
“ kenapa kamu sampai disekap ? siapa yang melakukan itu ? “
“ emm....yang melakukan itu lelaki yang pernah kau temui dikantor dan dirumahku “
“ kau menyadari kehadiranku saat dirumahmu itu ? “
“ bagaimana tidak. Aku sudah cukup lama bersamamu. Aku pasti tahu kau melihat aku dengan laki-laki itu “
“ mengapa ia tega menyekapmu ? “
Setelah pertanyaanku yang terakhir itu hanya dibalas dengan keheningan. Aku pun mencoba mencairkan suasana. Aku memberikan 100 mawar merah dan putih.
“ ini untukmu. “
“ masih pantaskah aku diperlakukan seperti ini ? setelah berulang-ulang kali aku melakukan kesalahan yang sama dan melukai hatimu ? “
“ kamu cintaku. “
“ tapi bagaimana bisa kamu masih terus memperjuangkan hubungan kita ini ? yang sudah tak lagi suci. Apa kau bisa menerimaku dengan keadaan seperti ini ? “
“ maksudmu ? “
“ aku disekap karena aku tak mau menggugurkan kandunganku. Aku hamil. “
Saat kalimat itu terlontar dari bibirnya. Aku hanya terpaku seakan tak percaya. Wanita yang selama ini aku perjuangkan,yang sudah ku pertahankan dari hari ke hari,yang sudah ku maafkan setiap salah dan khilafnya,kini ai benar-benar tak seperti dulu. Boneka dan sekotak coklat yang niatnya menjadi kejutan setelah 100 mawar terasa hambar. Dan cincin yang rencananya akan ku kenakan dijari manis kirinya  kini tak ada artinya setelah ia mengatakan jika ia hamil.
Aku kecewa. Rasanya hatiku benar-benar hancur. Tak lagi bisa ditata. Sekali, dua kali aku masih bisa memaafkan. Dan ketiga kalinya aku hanya bisa menghela nafas tak ada kata yang terucap,memaafkannya pun rasanya sulit dan perlu waktu. Aku berjalan keluar rumahnya. Sama seperti kejadian pertama kali ia retakkan hatiku. Tapi kali ini hatiku benar-benar hancur lebur. Tak ada lagi kepingan yang bisa ditata rapi seperti dulu.
                Inilah jawaban dari semua rasa raguku terhadapnya. Dia bukan Cinta yang sesungguhnya. Dia adalah Cinta yang penuh pengkhianatan. Setelah apa yang terjadi, kini aku tak percaya lagi dengan yang namanya cinta dan aku sulit menata hatiku sendiri. Untuk cinta-cinta yang lain ; hargailah apa yang telah ia berikan untukmu. Dan maafkan aku karena tak bisa mengobati luka ini,ini juga karenamu Cinta.

Apa yang aku perjuangkan ternyata sia-sia
Apa yang aku korbankan ternyata hanya dibalas pengkhianatan
Pengkhianatan yang tak bisa ku maafkan begitu saja
Maafkan aku
Tapi aku harus berjalan sendirian tanpamu
Maafkan aku jika tak bisa sempurna sehingga kau begini
Dan terima kasih jika semua kejutanku kini sudah dibalas
Dan ternyata kejutanmu luar biasa ,sehingga hatiku hancur terluka

Kini aku harus ingat jika cinta selalu di iringi dengan ; suka,duka,kebohongan,kejujuran,kesetiaan,dan pengkhianatan.

****
Cerpen Fiksi by :
Elka Evafelya Ningrum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar