Rabu, 17 April 2013

Andai Aku....


Kenalkan aku orang ketiga serba (ingin) tahu dalam kisah ini. Aku...aku...dan aku...

Ku lihat lelaki itu duduk sendirian. Termenung menatap layar ponselnya. Hela nafas panjangnya seakan menampakkan rasa kecewa. Dan ku lihat dari kejauhan seorang wanita berjalan ke arah lelaki itu. Tak berapa lama, wanita itu duduk disampingnya. Ku lihat mereka berdua hanya saling menatap penuh arti tanpa ada kata yang terucap. Lama mereka terdiam ku lihat lelaki itu memulai pembicaraan. Wanita itu tersipu malu dan pipinya merona. Dan aku bisa melihat lelaki itu menyatakan cintanya dan wanita itu menerima. Mereka berdua pulang.

Masih ditempat yang sama, ke esokkan harinya ku lihat mereka berdua berjalan di koridor gedung tua itu. Mereka menapaki anak tangga dan sampai di atas. Mereka melempar pandang ke arah gedung pencakar langit itu. Mereka berteriak melepaskan segala beban, dan saling tersenyum.
Hingga saat hari itu tiba. Ku lihat wanita itu menangis. Ku tanyakan mengapa ia hanya menjawab “ aku berdosa karena berbohong mencintainya, aku tak bisa lebih lama dari ini, ia sungguh terlalu baik dan aku takut melukainya lebih jauh “.

Aku masih ingat awal cerita mereka. Dari ketidaksengajaan, dari rasa yang hadir tiba-tiba tapi hanya dari sang lelaki. Bagaimana sang lelaki begitu mencintai sang wanita, rela berkorban apapun demi wanitanya. Lelaki itu lebih dari baik dalam sudut pandang ku. Ia setia,jujur,baik dan tentunya tulus. Bisa ku lihat itu dari caranya menjaga dan memperlakukan wanitanya. Wanita yang sebenarnya tak seutuhnya ia miliki. Wanita yang sebenarnya tak bisa mencintainya karena hatinya masih terpaut dimasa lalu.

Hujan membasahi bumi. Air langit itu jatuh beribu-ribu membasahi tubuhku. Aku berteduh di gedung dimana aku sering melihat sepasang kekasih itu bersama. Aku menelusuri koridor yang biasanya mereka lewati berdua. Ku pejamkan mataku beberapa saat. Dan aku bisa mengingat apapun tentang mereka berdua disini. Saat ku buka mataku, ku lihat sang lelaki sedang duduk termenung seperti pertama kali awal cerita cintanya dengan sang wanita. Aku tak berani mendekat, aku hanya berdiri dari jarak yang jauh, menatapnya dan mencoba menjiwai jiwanya. Ku lihat ia menggenggam buku dan sebuah kotak. Hujanpun reda, ia pergi meninggalkan gedung. Lalu aku berjalan ke arah ia duduk tadi. Mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ku dapati buku dan sebuah kotak kecil. Ku baca lembar demi lembar tulisan yang tertera di buku itu. Dan sampailah aku dihalaman terakhir, yang bagiku adalah hal yang paling mengharukan.
“ Aku mencintaimu dengan caraku. Aku mempertahankamu dengan segala cara. Rasa kasih sayang yang tulus ini tak pernah pudar sekalipun engkau pergi. Seperti hari ini, ku dapati sebuah kenyataan tentang kamu ; orang yang ku cintai. Jika kau masih hidup dimasa lalumu dan tak pernah bisa lepas darinya. Tapi, bagaimanapun kamu entah apa yang terjadi aku masih mencintaimu. Karena seperti awal kisah kita, aku mencarimu karena aku ingin seseorang yang sungguh-sungguh padaku, tak sekedar main-main. Dan kini,ternyata aku harus kembali melangkah seorang diri tanpa orang yang ku cintai, tanpa orang yang selama ini ku perjuangkan. Aku selalu mencoba bertahan dalam setiap pengabaianmu, dan akhirnya aku kalah. Aku memang kalah, dan itu karena aku mencintaimu tak ingin memaksamu. Suatu saat aku akan mendapatnya orang itu yang ku kira kamu..”
Lembar terakhir itu adalah isi hati yang lelaki pada hari ini. Ku buka kotak yang ia tinggalkan disana, dan isinya adalah sebuah cincin yang sangat indah berukirkan tulisan ‘my love’. Aku menitikkan air mata saat melihat semua yang lelaki ini ingin berikan. Bersimbah air mata, lirih ku berkata “ Andai aku jadi dia, takkan ku sia-siakan kamu “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar