Rabu, 10 April 2013

Wanita Penjemput (LDR story's)


aku adalah wanita yang selalu menunggumu di bandara setiap enam bulan sekali ; menjemputmu.

                Aku hanyalah seorang wanita yang memiliki kekasih dengan dibatasi oleh ruang dan waktu. Aku hanyalah wanita yang berusaha tersenyum setiap kali ia tiba dihadapanku. Menahan rindu berbulan-bulan rasanya cukup sulit. Karena jarak selalu mampu meragukan hati yang telah yakin.
                Kekasihku kuliah di Perth. Sedangkan aku hanya kuliah di Indonesia dan bolak balik Bali untuk bertemu keluargaku. Setiap enam bulan sekali kekasihku datang ke Indonesia. Sebenarnya tidak rutin enam bulan sekali,mungkin lebih. Dan selama itu pula rasa percaya,cinta,rindu dan ragu bercampur aduk dalam hatiku. Curiga sudah pasti ku rasakan setiap saat. Saat ia tak membalas pesan singkat atau emailku,tak mengangkat teleponku,tak menghubungiku lewat social media,atau apapun.
                Pagi ini aku bergegas menuju bandara untuk menjemputnya. Kau tahu sudah berapa lama kami tak bertemu ? 8 bulan ! selama itu aku harus bersabar,sabar dan sabar. Aku memang lelah,tapi aku bertahan dan tetap berjuang.
“ Hai sayang “
“ Hai darling,how are you ? I miss you so much “
“ Fine. Yeah,i miss you too “
                Setiap kali berjumpa di bandara yang ku tunggu hanyalah sosok lelaki tinggi dan berkulit kuning langsat,memakai kaca mata dengan rambut gaya spike ; ialah kekasihku. Dan setiap kali menjemputnya di bandara ia selalu mengatakan “ I miss you so much “. Kata-kata itu adalah semangat baru bagiku untuk tetap bisa mendengarnya mengucapkan lagi lagi dan lagi.
                Hubungan kami memang terpisah jarak,tapi aku mencoba bertahan sekuatnya untuk memperjuangkan apa yang aku jalani dengannya. Hanya aku...Hanya aku.

---

aku adalah wanita yang selalu menunggumu di bandara setiap enam bulan sekali ; menjemputmu.

                Kali ini ia pulang tepat waktu. Seperti biasa aku menunggunya di bandara untuk menjemputnya. Saat ku lihat sosoknya berjalan ke arahku, seketika bibir ini melengkungkan senyum termanisnya. Ku lambaikan tangan padanya yang berjalan dikejauhan. Tapi ia hanya sibuk dengan ponselnya,dan ia tak melihat lambaianku. Deg!!! Apa sih yang ia utak atik ? adakah yang lebih penting dari aku yang ada didepan matanya sekarang ??!!!
“ Hay sayang, how are you ? “
“ Fine babe,and you ? “
“ No badly,just too tired “
“ Oh,get well soon dear “
“ Thanks dear “
                Hanya itu yang ia katakan saat aku menyatakan bahwa kondisiku sedang kelelahan. Hanya itu ! Rasanya hatiku perlahan-lahan rapuh. Bukan kalimat itu yang ingin aku dengar. Bukan...bukan itu !!! Kali ini ia sedikit agak berbeda. Aku tak tahu apa hanya saja ada yang ganjil dari kepulangannya kali ini.
                Hari ini aku mengajaknya berkumpul dengan keluargaku. Saat berkumpul dengan keluargaku ia sering mengecheck ponselnya. Saat aku ingin meminjam ponselnya ia selalu berkilah. Aku jadi semakin curiga jika ada sesuatu yang ia sembunyikan dari aku.
                Satu minggu sudah ia liburan di tanah airnya. Dan aku hanya sempat dua kali pergi dengannya. Selama satu minggu di Indonesia ia sangat sulit di hubungi. Entah sibuk atau apa tapi tak biasanya ia begini. Aku curiga...aku takut...aku merindukannya yang dulu.

Bisakah aku bertahan jika terus seperti ini ? mampukah segala rasa ragu dan curiga ini sirna dan ku ganti dengan rasa sayang. Untuknya...hanya untuknya yang jauh disana...
---




aku adalah wanita yang selalu menunggumu di bandara setiap enam bulan sekali ; menjemputmu.

     Saat ini aku sedang memandangi hujan, tentu saja sendirian. Hujan kali ini membuatku teringat pada sosok kekasihku yang jauh disana, sedang apa dia sekarang ? Hampir satu jam aku duduk di cafe langgangan ku, aku sibuk dengan ponsel dan laptopku. Hampir satu jam pula aku sibuk untuk menghubungi kekasihku via skype, tapi itu semua sia-sia ; tak ada jawaban. Berkali-kali ku kirim pesan singkatku, ku kirim emailku, tapi semuanya sama ; tak ada jawaban. Hal ini semakin  membuatku resah saja, tak biasanya ia seperti ini. Akhirnya aku mencoba sekali lagi mengirim sms padanya “ Kamu dimana sih ? email,skype,bbm,sms ngga dibales!!! Twitter ngga aktif,apalagi facebook! “.
                Hari demi hari aku semakin jarang mendapat kabar dari pujaan hatiku yang sedang sibuk di Perth. Aku semakin curiga, semakin gelisah, dan semakin takut kehilangan dia. Aku takut untuk kehilangan apa yang telah aku perjuangkan. Tapi aku mencoba untuk tetap berpikir positif. Aku pergi ke cafe lagi untuk menenangkan diri. Sayup-sayup ku dengar alunan lagu di cafe itu “ kali ini hampir habis dayaku membuktikan padamu ada cinta yang nyata setia hadir setiap hari “. Lagu itu seakan-akan mewakili hatiku yang sedang dilanda gundah.
“ Yank “ tiba-tiba saja sebuah pesan singkat dari kekasihku masuk di ponselku.
“ Iya ? “ Balasku.
“ Maaf jarang ngehubungin,aku sibuk. Maaf maaf maaf! “
“ Iya! “
“ kamu marah ? “ Tanya nya.
“ Nggak! “ balasku singkat.
“ Kamu dicafe kan ? Coba liat kebelakang kursimu! “ pintanya.
                Betapa terkejutnya aku saat ia memintaku untuk berbalik dan ia sudah berdiri dibelakangku. Ini adalah kejutan yang sangat jarang ia berikan. Entah ada angin apa ia memperlakukan ku semanis ini.
“ Selamat ulang tahun sayang! Aku sibuk buat nyiapin kepulangan aku buat ngasih surprise ke kamu. Maafin aku ya...aku sayang kamu! “
“ makasih sayang. I love you! “
                Aku baru ingat hari ini adalah hari kelahiranku. Dan ternyata selama ini ia sibuk mengurus kepulangannya yang mendadak. Air matapun menetes saat ia mengecup keningku. “ Puji Tuhan,sekarang umur kamu bertambah. Semoga kamu selalu sehat sayangku “ bisiknya padaku. Iya...kami adalah pasangan long distance relationship sekaligus beda agama. Tapi aku tak pernah mempermasalahkan itu, begitu pula keluargaku dan keluarganya. Karena mereka menganggap kami hanya pacaran dan tak mungkin sampai ke pelaminan.

---



aku adalah wanita yang selalu menunggumu di bandara setiap enam bulan sekali ; menjemputmu.


2 tahun kemudian.
                Hari ini seperti biasanya, aku menjemputnya dibandara. Dari jauh bisa ku lihat senyum manisnya. Ia melambaikan tangan dan ku balas dengan senyuman. Semakin dekat ia berjalan ke arahku dan sampailah ia dihadapanku, “ Makasih ya udah mau jemput aku “. Hari ini adalah hari yang membahagiakan dan penuh percikan cinta. Hari ini sangat spesial.
                Aku mengantarnya ke rumah keluarganya. Satu persatu kelaurganya memeluknya dan memelukku. Raut wajah bahagia sangat nampak pada semua orang yang ada dirumahnya. Aku sibuk bercengkrama dengan keluarganya. Dan ia dikamar sedang sibuk berganti pakaian untuk acara yang akan dijalani.
                Aku berangkat bersamanya. Aku duduk disampingnya. Dan dibelakang mobil kami para keluarga turut mengiringi. Sepanjang jalan ku lihat wajahnya sangat bahagia dan sesekali aku menyapu tetes keringat membasahi keningnya. Kami terus saling melempar senyum satu sama lain saat dimobil.
                Sampailah kami pada tempat yang akan menjadi saksi bisu rasa cinta dan bahagia itu pernah ada. Ia turun dari mobil, akupun mengikutinya. Ku gandeng ia sepanjang jalan menuju gedung itu. Sesampainya di depan pintu, ku lepaskan tanganku dari tangannya. Sebelum ia melangkah memasuki gedung itu ia menatapku sejenak dan menciup keningku dan kedua belah pipiku, dan ia tersenyum manis padaku. Ia melangkah semakin jauh dan aku hanya bisa memandangnya dari kejauhan. Satu persatu keluarganya memasuki gedung itu, dan mereka terus melempar senyum ke arahku dan tantenya memelukku dan berbisik “ tunggulah sebentar sampai selesai, kami tidak ingin kamu melewatkan ini “. Aku hanya mengangguk pertanya mengiyakan.
                Didalam gedung itu, sebuah gereja yang menjadi tempat penyatuan dua insan yang saling  mencintai. Ku lihat ia dengan gagahnya memakai jas putih dan dasi kupu-kupu berwarna cream. Ia terlihat sangat tampan dari biasanya hari ini. Dan aku juga melihat seorang gadis cantik yang memakai tudung indah sedang berdiri disampingnya. Mereka saling tersipu malu saat berhadapan. Dari luar aku hanya ikut tersenyum dan turut berbahagia. Upacarapun selesai, mereka keluar dari gereja, ku lihat ia berjalan ke arahku berdiri. Ia memelukku, mencium keningku, kedua belah pipiku, dan ia berbisik “ Terima kasih sayang,kau wanita terhebat yang pernah aku temui, setiap waktu aku mencintaimu. Percayalah! “. Ia tersenyum menatapku dan ia kembali berkumpul dengan keluarganya. Dan tiba-tiba tantenya memanggilku, akupun segera kesana ditempat mereka berkumpul.
“ Nayla, ini Aisya kekasih Nathan “ ucap tantenya.
“ Hay, Aisya.... aku Nayla. Nathan sering cerita tentang kamu loh “ sapa Nayla padaku.
“ Aku Aisya. Senang bisa mengenalmu. Semoga kalian menjadi pasangan yang selalu berbahagia “ ucapku sambil tersenyum.
“ Makasih Aisya. “ ucap Nayla lalu ia memelukku dan berbisik “ Terima kasih sudah menyatukan kami berdua, terimakasih karena kamu bisa merelakan seorang lelaki terbaikmu untuk aku “.
                Seketika air mata mengalir mendengar bisikan Nayla. Memang benar, aku merelakan seorang lelaki terbaikku untuk seorang wanita yang tak pernah ku kenal sebelumnya. Inilah akhir dari pertahananku selama bertahun-tahun dengannya. Karena selama bertahun-tahun hanya aku....hanya aku yang mempertahankannya. Aku hanya berjuang sendirian. Aku tertatih-tatih mempertahankan semuanya, dan akhirnya aku menyerah. Dan aku merelakan Nathan untuk Nayla. Karena Nathan itu Nayla. Karena Nathan itu bukan Aisya.




Ku dedikasikan untuk semua orang yang pernah berjuang sendirian
Tertatih berjuang, dilawan perbedaan,dan akhirnya takdirlah yang menang
Untuk semua orang yang pernah merasakan LDR
Aku hanya minta satu hal pada kalian semua :
“ Cobalah untuk saling percaya dan jujur serta setia. Ingatlah,jika ada hati yang selalu menunggumu untuk pulang”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar